Ablasi retina adalah kondisi terlepasnya retina dari bagian belakang mata. Kondisi ini tergolong darurat sehingga harus segera ditangani. Jika tidak, ablasi retina dapat menyebabkan kebutaan permanen. Retina adalah lapisan tipis di bagian belakang mata. Lapisan ini berfungsi untuk memproses cahaya yang ditangkap oleh mata. Cahaya yang telah ditangkap akan diubah menjadi sinyal listrik dan diteruskan ke otak yang akan menerjemahkan sinyal tersebut sebagai gambar. Retina yang terlepas dari posisinya dapat menyebabkan penglihatan terganggu. Gangguan tersebut dapat terjadi sebagian atau seluruhnya, tergantung seberapa besar bagian retina yang terlepas. Ablasi retina dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada orang usia di atas 50 tahun. Jenis dan Penyebab Ablasi Retina Ablasi retina terjadi ketika retina mata terlepas dari pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi. Berdasarkan mekanisme yang menyebabkan lepasnya retina mata, ablasi retina terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu Ablasi retina regmatogenosa Ablasi retina regmatogenosa merupakan jenis ablasi retina yang paling sering terjadi. Ablasi retina jenis ini terjadi ketika robekan pada retina membuat cairan di tengah bola mata cairan vitreus merembes masuk dan menumpuk di belakang retina. Kondisi tersebut membuat lapisan retina terlepas dari dasarnya. Umumnya, robekan pada ablasi retina regmatogenosa terjadi akibat perubahan tekstur pada cairan vitreus seiring pertambahan usia. Robekan juga bisa terjadi karena beberapa kondisi, yaitu rabun jauh, cedera mata, serta operasi mata. Ablasi retina eksudatif Ablasi retina eksudatif terjadi ketika terdapat cairan atau darah yang menumpuk di belakang retina sehingga retina terlepas. Akan tetapi, pada jenis ini, cairan yang menumpuk tidak menimbulkan robekan pada retina. Penumpukan cairan umumnya terjadi karena kebocoran pembuluh darah atau adanya pembengkakan di bagian belakang mata. Penyebabnya bisa berupa Cedera atau trauma pada mata Degenerasi makula Tumor mata Peradangan pada mata Penyakit Coats, yaitu penyakit langka yang menimbulkan kelainan perkembangan retina mata Ablasi retina traksional Jenis ini terjadi ketika terdapat jaringan parut yang membuat retina tertarik dan lepas. Jaringan parut ini umumnya terbentuk akibat retinopati diabetik, yaitu gangguan mata yang terjadi pada penderita diabetes. Retinopati diabetik dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah mata. Dengan kata lain, ablasi retina traksional lebih sering dijumpai pada penderita diabetes yang kadar gula darahnya tidak terkontrol. Faktor risiko ablasi retina Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang ablasi retina, yaitu Berusia di atas 50 tahun Pernah mengalami ablasi retina sebelumnya Memiliki riwayat ablasi retina dalam keluarga Mengalami cedera parah pada mata Menderita rabun jauh miopia yang parah Pernah menjalani operasi pada mata, misalnya operasi katarak Menderita penyakit pada mata, misalnya radang pada lapisan tengah mata uveitis Gejala Ablasi Retina Ablasi retina atau ablasio retina tidak menimbulkan rasa sakit. Hilangnya penglihatan dapat terjadi secara tiba-tiba, atau didahului sejumlah gejala di bawah ini Muncul banyak bercak hitam yang melayang pada penglihatan floaters Penglihatan kabur atau tertutup oleh bayangan Lapang pandang menyempit Kilatan cahaya pada penglihatan fotopsia Kapan harus ke dokter Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ablasi retina tergolong kondisi darurat. Oleh karena itu, segera ke dokter jika Anda mengalami gejala yang telah disebutkan di atas, agar penanganan dapat segera dilakukan. Hal tersebut dapat mencegah terjadinya kebutaan permanen. Diagnosis Ablasi Retina Untuk mendiagnosis ablasi retina, dokter akan bertanya mengenai keluhan yang dirasakan pasien. Setelah itu, dokter akan memberikan tetes mata untuk melebarkan pupil pasien. Perlu diketahui bahwa tetes mata ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman pada mata untuk sementara. Selanjutnya, dokter mata akan melakukan pemeriksaan oftalmoskopi dengan alat khusus, untuk untuk melihat bagian dalam mata. Jika oftalmoskopi tidak dapat mengamati kondisi retina dengan jelas, misalnya akibat perdarahan di mata, dokter akan menjalankan USG mata. Pengobatan Ablasi Retina Pengobatan ablasi retina berbeda-beda, tergantung pada kondisi pasien. Jika retina robek atau berlubang tetapi belum sampai terlepas, dokter mata dapat menerapkan beberapa tindakan di bawah ini untuk memperbaiki penglihatan dan mencegah retina terlepas Kriopeksi, untuk membekukan robekan retina sehingga retina tetap menempel di dinding mata Terapi laser fotokoagulasi, untuk membakar jaringan di sekitar robekan retina dan membantu retina tetap menempel Jika retina sudah terlepas, dokter akan mengatasinya dengan prosedur operasi. Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada keparahan kondisi pasien, yaitu Pneumatic retinopexy Prosedur ini dilakukan dengan menyuntikkan gelembung gas ke mata yang akan menekan retina kembali ke posisi normal. Prosedur ini dipilih jika bagian retina yang terlepas hanya sedikit. Vitrektomi Pada vitrektomi, dokter akan mengeluarkan cairan vitreus dan jaringan yang menarik retina. Setelah itu, gelembung gas atau silikon akan disuntikkan ke mata untuk menahan retina pada posisinya. Seiring waktu, gelembung gas akan digantikan secara alami oleh cairan tubuh. Scleral buckling Dokter akan menempatkan silikon dari sisi luar bagian putih mata sklera. Silikon ini akan mendekatkan dinding bola mata ke retina sehingga retina kembali ke posisinya. Pada kondisi yang parah, silikon akan dipasang melingkari mata secara permanen, tetapi tidak menghalangi penglihatan. Komplikasi Ablasi Retina Ablasi retina yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi berupa kebutaan permanen atau hanya bisa membedakan gelap dan terang. Penderita juga dapat mengalami komplikasi akibat pengobatan ablasi retina, seperti Infeksi atau perdarahan pada mata Glaukoma Katarak Kambuhnya ablasi retina Pencegahan Ablasi Retina Ablasi retina sulit dicegah. Akan tetapi, risiko terjadinya kondisi ini dapat dikurangi melalui beberapa upaya berikut ini Melakukan pemeriksaan mata secara rutin, minimal satu kali setiap 1 tahun, terutama bagi penderita diabetes Mengontrol kadar gula dan tekanan darah, agar kondisi pembuluh darah di retina tetap sehat Menggunakan pelindung mata ketika melakukan aktivitas yang berisiko mencederai mata Memeriksakan diri ke dokter apabila muncul floaters, kilatan cahaya, atau perubahan apa pun pada lapang pandangdenganablasio retina regmatogen yang menjalani operasi di RS Mata Cicendo selama periode penelitian tanpa dilakukan sampling. Dilakukan pengambilan data usia, jenis kelamin, besarnya ukuran myopia, mulainya kabur yang mendadak, lokasi break di retina, jenis tindakan dan kejadian redetach. Data yang didapat dipaparkan secara Retina memiliki peran vital dalam penglihatan. Penyakit yang menyerang retina bisa membuat peran bagian mata ini terganggu bahkan menyebabkan kebutaan. Salah satunya adalah ablasio retina. Penyakit apakah itu, apa penyebab dan gejalanya serta bagaimana cara menyembuhkannya? Apa Itu Ablasio RetinaPenyebab Ablasio RetinaAblasio Retina RegmatogenAblasio Retina TraksionalAblasio Tetina EksudatifGejala Ablasio RetinaGejala Ablasio RegmatogenGejala Ablasio TraksionalGejala Ablasio EksudatifCara Menyembuhkan Ablasio RetinaPneumatic RetinopexyLaser FotokuagulasiScleral bucklingCryosurgery CryotherapyVitrektomiMencegah Ablasio Retina dengan Lasik Apa Itu Ablasio Retina Ablasio retina adalah kondisi terpisah atau terlepasnya lapisan retina sensorik dari epitel pigmen retina RPE. Atau secara sederhana, lepasnya retina dari tempat normalnya. Terlepasnya lapisan retina sensorik dari RPE ini menyebabkan bergesernya fokus sinar sehingga tajam penglihatan menurun. Ablasio retina merupakan kondisi darurat yang bisa mengancam penglihatan. Bahkan ia bisa menyebabkan kebutaan permanen. Karenanya diperlukan deteksi dini serta penanganan yang cepat dan tepat untuk menghindari ancaman tersebut. Penyebab Ablasio Retina Sejumlah faktor yang dapat berkontribusi terhadap timbulnya ablasio retina antara lain usia, mata minus miopia tinggi, trauma, riwayat diabetes, dan beberapa riwayat kelainan imunologik. Berdasarkan patofisiologi, ablasio retina terbagi menjadi tiga jenis yakni ablasio retina regmatogen atau rhegmatogenous retinal detachment RRD, ablasio retina traksional atau tractional retinal detachment TRD, dan ablasio retina eksudatif. Ketiganya memiliki penyebab yang berbeda. Ablasio Retina Regmatogen Ablasio ini paling sering terjadi. Pada ablasio ini, proses lepasnya lapisan retina didahului proses yang kompleks dengan faktor presdisposisi berupa defek seluruh ketebalan pada retina dan pencairan vitreus. Ada dua faktor yang menyebabkan defek retina. Pertama, degenerasi perifer berupa penipisan retina di daerah perifer. Kedua, retina robek akibat tarikan jaringan vitreus. Ablasio Retina Traksional Kelainan retina ini terjadi akibat respons dari kondisi iskemik retina. Meskipun dapat terjadi di berbagai area retina, umumnya ia terjadi di daerah polus posterior yakni makula serta papil saraf optik. Ablasio jenis ini tidak diawali dengan robeknya retina seperti pada ablasio regmatogen. Ablasio Tetina Eksudatif Ablasio ini juga merupakan kondisi sekunder. Penyebab ablasio jenis ini adalah adanya proses inflamasi di jaringan uvea posterior. Yakni retina dan koroid. Proses inflamasi tersebut akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas dinding vaskular dan menyebabkan eksudasi cairan serum ke ekstravaskular. Nah, eksudasi cairan inilah yang ketika berakumulasi di ruang subretina akan menyebabkan terpisahnya lapisan retina dari epitel pigmen. Baca juga Cara Menghilangkan Mata Panda Gejala Ablasio Retina Yang termasuk bahaya dari kelainan retina ini, umumnya ia tidak terasa sakit pada gejala awal. Inilah yang membuat sering kali ablasio tidak disadari telah terjadi dan bisa menyebabkan kebutaan jika tidak segera mendapat penanganan yang cepat dan tepat. Kendati demikian, ada beberapa gejala ablasio retina yang muncul. Antara lain adalah gejala sebagai berikut Munculnya floaters pada lapang pandang. Tampak seperti bayang-bayang, nyamuk hingga cacing yang berterbangan di lapang pandang. Berbeda dengan floaters akibat kurang tidur, floaters yang menjadi gejala ablasio biasanya tidak akan hilang meski sudah istirahat atau tidur. Terjadinya fotopsia atau kilatan cahaya. Rasanya seperti sensasi terpapar cahaya blitz kamera. Awalnya hanya sesekali tetapi makin lama makin sering. Jika terjadi gejala ini, segera periksa ke dokter mata. Penglihatan mulai kabur, ketajaman penglihatan menurun, dan mata terasa berat. Munculnya tirai hitam’ pada penglihatan. Ini sudah masuk gejala berat. Sebab ia muncul karena retina yang sudah lepas dan menutupi sebagian lapang pandang. Gejala Ablasio Regmatogen Gejala awal ablasio regmatogen adalah fotopsia dan floaters. Lalu menyusul gangguan lapang pandang sampai penurunan tajam penglihatan. Gejala Ablasio Traksional Keluhan yang sering pasien alami adalah tajam penglihatan turun mendadak. Juga munculnya floaters akibat ruptur neovaskular atau perdarahan vitreus. Gejala Ablasio Eksudatif Keluhan yang sering dialami penderita ablasio eksudatif adalah penglihatan menurun secara progresif. Juga keluhan mata merah serta munculnya floaters. Baca juga Biaya Operasi Lasik Cara Menyembuhkan Ablasio Retina Satu-satunya cara menyembuhkan ablasio retina adalah dengan tindakan bedah alias operasi retina. Khususnya untuk ablasio regmatogen dan traksional. Saat ini ada lima jenis operasi untuk menyembuhkan ablasio retina, yaitu Pneumatic Retinopexy Operasi ini untuk menangani ablasio retina yang belum terlalu parah. Prosedurnya dengan membekukan area retina yang rusak untuk memasukkan gelembung ke rongga vitreous. Retina bakal terdorong dan menempel ke posisi semula. Laser Fotokuagulasi Pada prosedur operasi ini, sinar laser ditembakkan melewati lensa menuju area retina yang robek. Sinar laser ini akan membuat jaringan parut menempel pada jaringan lainnya dan menambal bagian yang robek. Scleral buckling Pada prosedur operasi retina ini, dokter mata akan menjahit semacam kumpulan karet silikon pada sklera yang lokasinya di bagian luar putih mata. Jahitan ini dibuat permanen. Cryosurgery Cryotherapy Yakni prosedur operasi dengan mendinginkan retina untuk menghancurkan jaringan yang rusak. Vitrektomi Pada operasi ini, gel vitreous dari mata diambil. Lalu memberikan gelembung gas atau minyak silikon sebagai gantinya. Cairan pengganti ini kemudian diambil 2-8 bulan setelahnya. Baca juga Perbedaan Femto Lasik dan Relex Smile Mencegah Ablasio Retina dengan Lasik Seperti penjelasan pada penyebab ablasio retina di atas, salah satu faktor yang berkontribusi mengakibatkan kelainan bagian mata ini adalah miopia dengan minus tinggi. Yakni di atas D. Lalu apa kaitannya dengan Lasik? Nah, minus tinggi ini bisa dikoreksi secara permanen dengan lasik. Baca Operasi Lasik Mata Minus Tinggi Lasik adalah singkatan dari Laser Assisted In-Situ Keratomielusis. Sebenarnya, Lasik adalah salah satu metode dari Laser Vision Correction LVC. Yakni prosedur operasi laser untuk mengoreksi kelainan refraksi sehingga terbebas dari kacamata dan lensa kontak. LVC sendiri ada tiga metode yakni PRK, Femto Lasik, dan Relex Smile. Namun masyarakat umum sering menyebut ketiganya dengan istilah yang sama yaitu Lasik. Nah, di sinilah hubungannya. Ketika mata minus tinggi telah terkoreksi secara permanen, maka risiko ablasio retina menjadi berkurang. Dengan kata lain, bisa dicegah. Tentu jika tidak ada faktor lain yang dominan. []
Untukbiaya operasi ablasio retina yang di jalani oleh istri saya di JEC yaitu berjumlah Rp 46.000.000 sudah termasuk dengan ruang rawat kelas 3. Untuk biaya pengangkatan silikon ablasio retina ada di kisaran Rp 50.000.000 dengan ruang rawat kelas 3.
Evakuasi Retina merupakan kelanjutan dari operasi Ablasio retina yang di lakukan oleh istri saya. Hal ini wajib di lakukan dan merupakan proses pengambilan silikon yang di tanam di dalam mata yang terkena Ablasio Retina. Operasi Evakuasi Retina Kelanjutan Dari Operasi Ablasio Retina - Sebelumnya pernah saya membuat cerita pengalaman saya mengantarkan istri saya untuk menjalani pengobatan Ablasio Retina di Rumah Sakit Mata JEC yang terletak di kedoya. Saat itu saya benar-benar tidak menyangka jika istri saya harus segera melakukan operasi mata untuk mengatasi masalah Ablasio Retina ini. Namun Dokter yang menangani istri saya meyakinkan jika tidak segera dilakukan operasi, ada kemungkinan mata istri saya tidak dapat melihat. Baca Juga Jakarta Eye Center JEC Rumah Sakit Mata Dengan Fasilitas Hotel Bintang Lima Dan akhirnya kita pun menjalani operasi ini dan Alhamdulillah istri saya dapat melihat dengan normal namun matanya harus di tanam semacam silikon agar retina mata istri saya dapat menempel kembali. Operasi ini ada dua tahap, yang pertama untuk memasang retina dengan memasukkan silikon pada mata dan yang kedua merupakan proses pengambilan. Untuk proses pengambilan dokter menyebutnya dengan nama Evakuasi Retina. Dimana silikon yang waktu pertama dokter tanam di mata kanan istri saya wajib untuk di ambil. A post shared by jalanserudotcom on Jul 15, 2019 at 304am PDT Untuk batas pengambilannya bisa kapan saja istri saya siap namun jangan sampai silikon yang tertanam di mata menjadi keruh. Dan jika silikon tidak di ambil, ada kemungkinan mata akan terkena penyakit glukoma pada mata yang membuat mata kamu tidak bisa melihat. Sebenernya deg deg kan juga saat sang istri harus melakukan operasi ini. Salah satu yang dipikirkan adalah masalah biaya. Untuk menjalani operasi ini memang sangat memerlukan biaya yang tidak sedikit. Tapi untuk proses pengambilan silikon kami mengeluarkan biaya sekitar Rp dengan sistem deposit dimana kamu harus membayar deposit terlebih dulu sebelum kamu menjalani operasi. Jika terjadi kelebihan biaya maka dana tersebut akan di kembalikan kepada pasien yang melakukan operasi. Sebenarnya pengalaman ini kami share agar para pembaca mau memeriksa mata kalian agar tidak terkena Ablasio Retina. Hal ini bisa di cegah kalo kamu mau memeriksa mata kamu. Coba deh cek silsilah keluarga kamu, apakah salah satu anggota keluarga kamu ada yang terkena panyakit mata. Salah satunya Ablasio Retina. Jika iya tidak ada salahnya untuk memeriksakan mata kamu di sini. Selain pelayanannya memuaskan fasilitasnya juga sangat lengkap. Dan jika terdapat indikasi Ablasio retina mata kamu akan cepat ketahuan dan cepat di cegah dengan proses Laser pada mata. Proses ini jauh lebih terjangkau karena retina mata kamu belum terlanjur lepas dan menutupi mata kamu. Baca Juga 7 Tips Belanja Murah Baju Lebaran Di Thamrin City Sudah hampir 2 minggu setelah istri saya melakukan operasi pengambilan silikon di JEC, dan sampai saat ini Alhamdulillah tidak ada keluhan dari mata yang telah di operasi dan mudah-mudahan retina istri saya tidak terlepas lagi. Karena dokter bilang retina mata bisa kembali terlepas jika istri saya melakukan aktivitas berat seperti angkat beban atau melakukan gerakan-gerakan yang sangat extream. Nah untuk kamu yang matanya menurut kamu sehat, lebih baik kamu juga harus memeriksa mata untuk memastikan mata kamu sehat. Karena mata itu adalah jendela dunia yang wajib untuk kamu jaga agar kamu bisa melihat hal-hal indah yang Tuhan ciptakan.Operasiini memunculkan bekas luka tipis yang akan menyambungkan retina ke posisinya kembali. Scleral buckling: Dokter akan menjahit semacam kumpulan karet silikon pada sklera yang lokasinya di bagian luar putih mata. Jahitan ini dibuat permanen.Rasanya kami berdua pantas dinobatkan sebagai pasien paling cerewet sedunia. Karena memiliki pengalaman operasi ablasio retina yang berulang, setiap akan melakukan kontrol rutin, saya selalu menyiapkan pertanyaan. Inilah salah satu alasan kami memilih untuk sesekali kontrol di klinik paviliun agar kami dapat leluasa berkonsultasi dengan dokter subspesialis retina merupakan kondisi terlepasnya retina atau selaput jala dari posisi aslinya yang dapat menyebabkan kebutaan secara permanen karena retina kurang mendapat asupan oksigen dan nutrisi. Total, Zauji sudah berada di ruang operasi sebanyak 7x, dari mulai pemasangan silicon oil 1300 cSt, 5000 cSt, sceral buckle, gas CF6 hingga silikon HD. Pasca operasi ketujuh, dokter hanya memantau sehingga kamipun hanya diwajibkan untuk kontrol setiap bulan. termasuk melakukan pemeriksaan Optical coherence tomography OCT. OCT merupakan teknik pencitraan diagnostik medis yang memanfaatkan fotonik photonics dan serat optik untuk mendapatkan gambar dan karakterisasi jaringan kedua mata. Kali ini kami sudah membuat segudang pertanyaan yang akan kami ajukan kepada dokter. Alhamdulillah, dr. Made Indra Widyanatha, SpM K menjawab semua pertanyaan kami dengan ramah dan jelas. Hard lens atau Kacamata?Hard lens atau Rigid Gas Permeable Contact Lenses RGPs merupakan jenis lensa kontak yang lebih keras dan kaku daripada soft lens lensa kontak lunak. Hard lens dapat membiarkan oksigen masuk ke mata dan umumnya memberikan penglihatan yang lebih jernih dan tajam daripada lensa kontak lens tidak berfungsi untuk menggantikan kacamata. Dalam kasus Zauji, kacamata mata kanan akan dibuat sama dengan kacamata mata kiri yang memiliki minus lebih rendah. Sisa minus mata kanan akan digenapi dengan menggunakan hard lens. Secara umum, hard lens lebih awet, lebih berkualitas dan tahan lama, lebih nyaman dan tentu saja lebih mahal. Penggunaan hard lens tak jauh berbeda dengan soft lens, pasien harus telaten dan bersih karena hard lens dimasukan manual dengan bantuan tangan dan tentunya akan terasa lebih ribet bagi yang belum terbiasa. Berdasarkan pengalaman, hard lens dapat digunakan hingga 2 tahun. Harganya tentu lebih mahal, beberapa tahun lalu berkisar 3 – 4 juta per pasang. Setelah berdiskusi, kami sepakat menunda opsi ini karena Zauji masih nyaman menggunakan kacamata biasa dan rasanya akan lebih repot bila harus bongkar pasang hard lens setiap saat. Amankah Glauseta Diminum Setiap Hari?Glauseta atau merek dagang cendo glaucon merupakan obat mata yang mengandung acetazolamide 250 mg. Glauseta digunakan membantu menurunkan tekanan bola mata. Biasanya digunakan bagi pasien glaukoma. Salah satu efek pemasangan silikon HD untuk menempelkan retina adalah tekanan bola mata yang naik turun. Kondisi tekanan mata yang naik, batas tolerasi bagi pasien ablasio retina pasca operasi adalah maksimal 24, tentunya berbahaya karena dapat menimbulkan obat tetes timol dan glaupen, dokter memberikan resep glauseta yang harus Zauji minum setiap hari. Secara teori, penggunaan glauseta tidak disarankan lebih dari 2 minggu. Setelah berkonsultasi dengan dokter, Zauji diperkenankan untuk meminum glauseta hanya bila timol dan glaupen sudah tidak dapat memberikan efek menurunkan tekanan mata. Bila perlu, glauseta dapat diminum dalam waktu yang berselang seling alias tidak terus sendiri memberikan efek kesemutan karena kekurangan kalium sehingga harus dibantu dengan obat lain, Aspar K. Dokter juga memberikan solusi, selama Zauji masih bisa menahan kesemutan yang kerap muncul, Zauji diperkenankan untuk tidak perlu minum Aspar K dan disarankan banyak makan pisang. Kondisi Papil Semakin Pucat dan MengecilPapil adalah area ujung syaraf mata. Papil dapat mengecil yang disebut atrofi papil. Kondisi ini menyebabkan syaraf mata rusak dan tidak mampu menghantarkan impuls atau rangsangan seperti mata normal dan terjadi kebutaan. Kondisi ini bersifat terminal atau irreversibel yang berarti kerusakan bersifat permanen dan tidak bisa dikembalikan pada kondisi normal, berbeda halnya dengan ablasio retina yang dapat diperbaiki melalui operasi. Dalam kasus Zauji, kondisi mengecilnya papil disebabkan riwayat operasi yang berulang dan pemasangan silikon HD. Inilah yang sering kami sebut dengan buah simalakama, tanpa operasi tentunya retina tidak bisa diperbaiki sedangkan operasi terutama yang berulang akan menimbulkan kerusakan pada bagian lain termasuk papil. Dokter sendiri menerangkan bahwa kerusakan papil akan membutuh waktu yang lama. Ikhtiar dan tawakal menjadi senjata penuh bagi kami. Ikhtiar maksimal dan serahkan semuanya pada Yang Maha Memiliki Segalanya termasuk mata, papil, retina dan lainnya yaitu Allah SWT semata. Cara Menjaga Tekanan Bola Mata Agar StabilSilikon bisa bergerak dengan gerakan tidak terduga dan menekan bola mata yang menyebabkan tekanan bola mata naik. Saat tidur, silikon mata kan menekan papil yang berada di bagian bawah, inilah yang menimbulkan kerusakan pada pail. Sesuai dengan gaya gravitasi, secara logika, posisi tidur sejajar dengan lantai akan menyebabkan silikon menekan papil sehingga posisi tidur yang disarankan kepala harus lebih tinggi. Selain itu, dokter juga menyarankan agar posisi sujud tidak terlalu lama karena silikon cenderung akan bergerak ke depan menjauh dari retina yang semestinya ditekan oleh silikon karena tidak adanya lensa yang menghalangi. Mengatasi Mata Bengkak Karena Alergi Obat Tetes Untuk Membesarkan PapilSaat akan dilalukan pemeriksaan visus, semua pasien akan obat tetes mata terlebih dahulu untuk membesarkan papil akan lebih memudahkan pemeriksaan. Alergi obat tetes ini rasanya baru terjadi sejak 6 bulan lalu, biasanya efek alergi berupa mata merah dan bengkak terasa beberapa jam setelahnya. Dokter menyarankan agar pada saat kontrol berikutnya, kami menanyakan pada perawat obat tetes mata apa yang digunakan apakah mydriatil atau efrisel sehingga kami dapat mengecek reaksi setelahnya. Sering Silau dan KelilipanTerkadang Zauji mengeluh sering merasa silau saat terpapar cahaya matahari. Dalam kondisi silau, mata akan otomatis menutup dan tentunya berbahaya karena sampai saat ini kami berdua masih bepergian menggunakan motor. Kami pun mulai bisa memprediksi kondisi yang membuat mata silau diantaranya sinar matahari pagi terutama saat kami melintasi jalan layang Pasopati saat Zauji mengantar saya bekerja atau sorotan lampu kendaraan yang kami antisipasi dengan memperlambat laju Indra menerangkan bahwa kondisi ini terjadi karena retina dalam keadaan tidak normal sehingga lebih mudah merasa silau. Solusi yang bisa dilakukan adalah menggunakan topi dan kacamata agak gelap. Kondisi lain yang sering dirasakan Zauji adalah sering merasa kelilipan. Dokter memastikan kondisi bukan disebabkan oleh silikon yang pecah namun lebih ke faktor mata Zauji yang memang belum dalam kondisi normal. Silikon HD atau GasSilikon oksana HD merupakan silikon campuran yang memiliki viskositas > silikon 5000 cSt. Silikon oksana HD biasa digunakan pada kasus ablasio retina yang sudah tidak bisa ditangani dengan silikon 5000 cSt. Operasi pemasangan silikon HD dilaksanakan setahun lalu. Umumnya silikon harus dievakuasi atau dikeluarkan dari mata sebelum 3 bulan. Namun dalam kasus Zauji yang telah mengalami robekan yang berulang, diputuskan silikon HD belum dievakuai hingga saat ini. Hal ini tentunya bukanlah hal yang tanpa resiko. Seperti yang sudah dijelaskan dokter berkali kali, kondisi ini bagai buah simalakama karena resiko retina yang terlepas kembali akan selalu ada apabila evakuasi silikon dilakukan, begitu pula resiko lain bila silikon tetap dipertahankan yakni adanya kerusakan di bagian lain sempat mempertanyakan, apabila terjadi robekan kembali setelah silikon dilepas apakah dapat digantikan dengan gas CF6 seperti yang kami alami di operasi ablasio retina ketiga??Dalam kondisi mata Zauji, retina sebagian besar bagus kecuali bagian bawah yang tentunya akan sulit dilihat kecuali pada saat pembedahan. Silikon gas atau silikon biasa secara alami akan bergerak ke atas karena mempunya berat jenis BJ yang lebih kecil dari air sehingga bagian bawah retina tidak dapat ditekan secara halnya dengan silikon HD yang memiliki BJ lebih berat dari air sehingga secara gravitasi akan menekan ke arah bagian bawah yang otomatis akan menekan retina. Inilah alasan mengapa evakuasi silikon belum dilakukan. Hasil kontrol bagus dan stabil sehingga bila diotak atik ditakutkan akan merusak kondisi yang hingga saat ini Zauji masih bisa beraktivitas normal kecuali mengurangi berkendara di malam hari. Ikhtiar maksimal insyaAllah akan terus kami lakukan. Apapun yang terjadi, itulah yang terbaik bagi kami. Pengalaman operasi ablasio retina membuat kami semakin diingatkan untuk selalu bersyukur atas segala keadaan. Alhamdulillah ala kulli hal. Dan tentu saja ikhitar berikutnya tetap kami lakukan.