2Petrus 3: 8-15a | Ruang waktu kesabaran Tuhan. Bacaan Firman Tuhan: 2 Petrus 3: 8-15a. Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang
Kunci untuk sukses dalam hidup. Ist Bacaan 1 Why 41 – 11Injil Luk 1911 – 28 HIDUP ini adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri. Hidup ini hanya sementara, hidup ini dibatasi oleh waktu, tidak selamanya kita mudah, tidak selamanya kita kuat. Dan tidak selamanya kita hidup, setiap menit, hari, bahkan tahun-tahun yang kita jalani, adalah waktu yang menentukan kekekalan. Waktu adalah kesempatan untuk mengumpulkan nilai-nilai kekal. Ini adalah sepenggal lirik dari sebuah lagu yang berjudul, “Hidup ini adalah kesempatan”, lagu yang sangat kusuka. Tak seorang pun mampu mengubah masa lalunya namun setiap orang bisa merencanakan masa depannya. Manusia merencanakan yang baik, namun Tuhan punya yang terbaik. Tuhan telah memberi anugerah, kesempatan, waktu dan perlengkapan untuk hidup bagi Kristus. Itu semua adalah investasi Tuhan yang Ia tanam dalam setiap pribadi manusia. Namun Allah tidak pernah memberi suatu ukuran sampai dimana orang harus mengembangkan karunianya. Bacaan hari ini mirip dengan beberapa hari lalu. Matius dalam perumpamaan talentanya, sedangkan Lukas memberi perumpamaan tentang mina. Mata uang yang berharga 100 dinar 100 hari upah kerja dan lebih kecil dari talenta. Majikan yang kemudian pergi jauh untuk pelantikannya sebagai raja telah memberikan kepercayaan kepada kesepuluh hambanya untuk mengembangkan uangnya. Namun hanya disebutkan tiga hamba dari sepuluh hamba, dimana yang dua pertama berhasil menggandakan mina-nya sedangkan yang ketiga tidak berbuat apa-apa namun malah mengutukinya dan mina-nya diambil daripadanya. Sedangkan mereka yang menentangnya sebagai raja, lalu dibunuh. Sebuah kesempatan telah diberikan majikan, ternyata disia-siakan oleh hamba nomor tiga. Sama dengan Matius, ini adalah sebuah alegori akhir jaman. Ada saat dimana Tuhan Yesus pergi naik ke surga dan kemudian akan datang lagi meminta pertanggunganjawab umat-Nya atas karunia investasi mina yang telah Ia berikan. Tuhan ingin umat-Nya tidak tinggal diam namun tetap berusaha mengerjakan keselamatannya. Dalam Kitab Wahyu juga mengambil tema pentahtaan raja, yaitu Anak Manusia. Sebuah penglihatan dari ruang ilahi, dimana yang ilahi hadir sebagai badai besar dan ketujuh obor adalah tujuh kesempurnaan Roh Allah. Penglihatan kemudian dilanjutkan dengan puji-pujian yang menggambarkan ibadat sejati Allah terjadi di surga. Pesan hari ini Kesempatan tidak datang dua kali. Tuhan telah memberi karunia-mina untuk melayani-Nya, maksimalkan kesempatan itu. Tidak ada batasan tertentu namun yang jelas Ia tidak ingin umat-Nya hanya diam saja. Bagi yang setia dalam perkara kecil maka ia akan naik tingkat. Hidup ini berat jika kamu terlalu memikirkannya. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu. Didalam 2Ptr. 3:3-10, rasul Petrus mengajarkan tentang kedatangan Kristus yang kedua kali. Ajaran ini berlawanan dengan apa yang diajarkan oleh para pengajar palsu pada waktu itu, yang menyatakan bahwa Kristus tidak datang kembali. Tidak berhenti sampai pada mengoreksi ajaran yang keliru saja, Petrus juga melanjutkannya dengan mengajarkan apaOrang paling kaya dan orang paling miskin sama-sama memiliki waktu 24 jam sehari. Begitu pula dengan orang sehat dan sakit, orang paling bahagia dan yang merasa paling kenapa kita sering merasa waktu kita tidak cukup untuk melakukan ini-itu? Atau, sebaliknya, kita memboroskan detik dan menit untuk melakukan hal-hal sepele atau yang tidak berfaedah bagi diri kita?Bagaimana agar kita lebih bijaksana menggunakan setiap saat yang Tuhan berikan dalam hidup kita?Making the Most of Your OpportunitiesMasalah kita sebenarnya bukanlah tentang kekurangan waktu, melainkan menulis kepada jemaat Kolose “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.” – Kolose 45. Dalam New English Translation, ayat tersebut diterjemahkan sebagai, “Conduct yourselves with wisdom toward outsiders, making the most of the opportunities.”Artinya, dalam setiap tindakan kita, termasuk dalam interaksi dengan sesama di luar Gereja, kita perlu memerhatikan penggunaan waktu. Gunakan setiap kesempatan pergaulan kita dengan orang lain sebaik mungkin. Waktu kita tidak banyak, tetapi sering kali kita menghamburkannya untuk hal yang kurang bermanfaat bagi pertumbuhan Kerajaan versi King James, kata yang dipakai adalah redeeming the time menebus waktu. Begitu banyak jam dan menit kita yang hilang dengan mubazir. Jadi, sekarang bukan lagi saatnya berleha-leha. Kita diharapkan melakukan usaha dobel, bahkan tripel dalam memanfaatkan setiap saat yang ada dan membayar kesempatan yang disia-siakan di masa pribadi menyadari ada banyak momen yang mestinya dapat saya gunakan untuk memenangkan jiwa tetapi dilewatkan begitu saja. Mari kita perlakukan setiap momen yang Tuhan berikan dengan lebih serius. Hendaknya kita memakai setiap kesempatan interaksi dengan pribadi-pribadi lain untuk mengabarkan Injil tiga hal ini agar kita lebih menghargai waktu1. Jiwa adalah UkurannyaSebagai murid Yesus, muara dari seluruh aspek kehidupan kita adalah menggenapi amanat agung-Nya Matius 2819. Janganlah kita mengukur waktu berdasarkan uang. Ukuran kita adalah jiwa yang dimenangkan. Dan, pemenangan jiwa yang otentik selalu dilakukan oleh orang yang jiwanya berkelimpahan di dalam pun karunia pelayanan yang kita miliki, kita tetap perlu menjalankan amanat agung tersebut. Siapa yang sudah kita tuntun kepada Yesus? Sudahkah kita mengabarkan Injil Kristus kepada sesama lewat perbuatan kita sehari-hari? Untuk melakukannya, apakah jiwa kita sendiri sudah melimpah dengan kasih-Nya?2. Rencanakan Semua dengan BaikWaktu tidak bisa ditabung atau ditumpuk. Apa yang sudah berlalu tidak dapat kita tarik kembali. Dan, waktu yang tak direncanakan dengan baik akan menguap begitu saja, tanpa membawa kita lebih dekat kepada tujuan sisi lain, kelebihan orang yang memenangkan jiwa-jiwa, yang imannya terus bertumbuh dan mampu mencapai banyak hal, adalah pada pengaturan waktu dan bangun kebiasaan untuk mengatur tiap jam dan menit yang kita miliki. Apakah kita sudah menyusun rencana sebelum hari dimulai? Pastikan hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini, kita punya perencanaan untuk setiap kegiatan Evaluasi dan Kreatif Ada jiwa yang butuh waktu lama hingga dapat dituai bagi Kristus, tetapi ada pula yang bisa sangat cepat. Selain butuh hikmat untuk membedakannya, kita juga perlu mengevaluasi cara interaksi kita dengan sesama dan bagaimana distribusi kalau perlu tuliskan, adakah hal yang harus kita lakukan secara berbeda besok dan seterusnya? Jiwa seperti apa yang kita mesti bawa ke dalam Kerajaan Allah? Tuhan Yesus selalu intensional melandaskan tindakan dengan niat dalam segala hal yang Dia kerjakan. Jadilah seorang yang intensional juga seperti tiga hal di atas dapat membantu kita bersikap lebih bijaksana terhadap setiap kesempatan dalam hidup untuk membawa orang lain kepada berdoa Bapa, ajari kami untuk melihat betapa berharganya tiap detik kami hari ini dari sudut pandang kerajaan Allah. Tiap momen yang kami miliki bernilai untuk kekekalan. Bantulah kami menggunakannya dengan penuh hikmat. Articles“Saya Sibuk. Bagaimana Caranya Mengatur Waktu untuk Saat Teduh?”Kapan Waktu Terbaik Untuk Saat Teduh?Gunakan Waktu untuk Tiga Hal Berikut, Selagi Masih Bisa Menyebut “Hari Ini”Indah Pada Waktu nyaAtur Waktu untuk Anak. Coba 3 Cara Ini! – Gereja GKDI–Gereja GKDI terdapat di 37 kota di Indonesia. Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal Personal Bible Sharing, silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami Website Facebook Instagram Blog Youtube TikTok Visited 494 times, 15 visits todayLast modified Feb 28
Semuakesempatan berada di dalam waktu. Ada ungkapan, orang bodoh selalu membuang kesempatan; orang biasa menunggu kesempatan; orang pandai (bijak) mencari kesempatan. Hidup kita hanya sekali; kita tidak kembali setelah mati. Sebab waktu tidak pernah terulang seperti lingkaran, tetapi waktu terus berjalan secara linear. Dalam kehidupan Kristen, kesempatan terakhir sangatlah penting karena setiap orang hanya memiliki waktu terbatas untuk menemukan jalan kebenaran dan keselamatan yang dijanjikan oleh Tuhan. Tanpa mengambil kesempatan terakhir, seseorang dapat kehilangan kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki hidupnya. Oleh karena itu, dalam khotbah ini, kita akan membahas mengenai arti penting dari kesempatan terakhir dalam kehidupan Khotbah Kristen tentang Masih ada Kesempatan Terakhir TerbaruDefinisi tentang kesempatan terakhirKalimat ini dapat diartikan sebagai kesempatan terakhir yang diberikan Tuhan kepada seseorang untuk mengambil keputusan yang tepat dalam hidupnya. Kesempatan ini seringkali muncul di saat-saat kritis atau di ujung hidup seseorang. Kesempatan terakhir memberikan kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki hidup seseorang sehingga dapat hidup sesuai dengan kehendak dari khotbah iniTujuan dari khotbah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang arti penting dari kesempatan terakhir dalam kehidupan Kristen. Kita akan membahas bagaimana mengenali kesempatan terakhir dalam hidup kita, bagaimana memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik, dan apa yang dapat kita harapkan jika kita mengambil kesempatan terakhir dengan sungguh-sungguh. Melalui khotbah ini, kita diharapkan dapat memahami bahwa kesempatan terakhir bukanlah sesuatu yang harus kita takuti, namun justru sebagai panggilan untuk bertobat dan mengambil langkah-langkah menuju kehidupan yang lebih Kesempatan TerakhirA. Pengertian kesempatan terakhirKesempatan terakhir adalah kesempatan yang diberikan Tuhan kepada seseorang untuk bertobat dan mengambil jalan yang benar dalam hidupnya. Kesempatan ini bisa muncul di saat-saat kritis atau di ujung hidup seseorang, dan Tuhan memberikan kesempatan tersebut sebagai panggilan untuk membuka hati dan menyerahkan hidup Cara Mengatasi Godaan untuk Orang KristenB. Pentingnya mengambil kesempatan terakhirMengambil kesempatan terakhir sangat penting karena setiap orang hanya memiliki waktu terbatas untuk memperbaiki hidupnya dan mencari kebenaran. Tanpa mengambil kesempatan terakhir, seseorang dapat kehilangan kesempatan untuk memperoleh keselamatan yang dijanjikan oleh Tuhan. Jika kita tidak mengambil kesempatan terakhir, kita akan kehilangan kesempatan untuk membangun hubungan yang benar dengan Tuhan dan akhirnya harus menerima akibat dari pilihan-pilihan Contoh dalam Alkitab tentang kesempatan terakhirAlkitab memberikan banyak contoh tentang kesempatan terakhir. Salah satu contoh yang terkenal adalah kisah orang kaya dan Lazarus Lukas 1619-31. Dalam kisah ini, orang kaya memilih untuk hidup dalam kemewahan dan mengabaikan kemiskinan dan kesulitan yang dialami Lazarus, yang duduk di depan gerbangnya setiap hari. Ketika keduanya meninggal, Lazarus pergi ke surga, sedangkan orang kaya pergi ke tempat penyiksaan. Orang kaya memohon kepada Abraham untuk memberikan kesempatan kedua kepadanya, tetapi Abraham menjelaskan bahwa kesempatan terakhir sudah habis dan tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki Diri dengan Kesempatan TerakhirA. Identifikasi kesempatan terakhir dalam kehidupan pribadiSetiap orang memiliki kesempatan terakhir dalam hidupnya, yang mungkin muncul dalam bentuk situasi atau keputusan penting yang harus diambil. Untuk mengidentifikasi kesempatan terakhir dalam kehidupan pribadi, seseorang perlu merenungkan hidupnya, menerima peringatan yang diberikan Tuhan, dan memperbaiki hubungannya dengan Tuhan. Kesempatan terakhir dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti mengakhiri kebiasaan buruk, memperbaiki hubungan dengan keluarga, atau mengejar panggilan Tuhan dalam Meningkatkan kualitas hidup dengan mengambil kesempatan terakhirMengambil kesempatan ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup seseorang. Dengan mengambil kesempatan terakhir, seseorang dapat memperbaiki hubungan dengan Tuhan dan orang lain, membangun karakter yang lebih baik, dan mencapai potensi hidup yang sebenarnya. Hal ini juga dapat membantu seseorang menemukan makna hidup yang sejati dan mencapai kedamaian dalam Belajar dari Tokoh-Tokoh Perempuan di AlkitabC. Contoh kesempatan terakhir dalam pernikahan dan keluargaKesempatan terakhir dalam pernikahan dan keluarga bisa muncul dalam bentuk konflik atau krisis yang memerlukan tindakan cepat dan tepat. Misalnya, seorang pasangan yang terlibat dalam pernikahan yang tidak sehat dapat mengambil kesempatan ini untuk mengubah cara mereka berinteraksi satu sama lain dan memperbaiki hubungan mereka. Kesempatan terakhir juga dapat muncul dalam bentuk tindakan kecil, seperti mengambil waktu untuk berbicara dengan anak-anak atau mengunjungi orang tua yang sakit. Dengan mengambil kesempatan terakhir, seseorang dapat memperbaiki hubungan keluarga dan menciptakan lingkungan yang sehat dan di dalam Kesempatan TerakhirA. Kesempatan terakhir sebagai panggilan untuk bertobatKesempatan terakhir dapat dianggap sebagai panggilan dari Tuhan untuk bertobat dan memperbaiki hubungan dengan-Nya. Saat seseorang merespon panggilan ini dengan hati yang terbuka, ia dapat merasakan pengampunan Tuhan dan menerima kesempatan untuk memulai hidup baru yang lebih baik. Bertobat juga berarti mengubah cara pandang dan cara hidup, mengarahkan hati pada Tuhan dan merenungkan tindakan yang harus diambil untuk memperbaiki Penerimaan kesempatan terakhir sebagai bentuk pengampunanKesempatan terakhir juga dapat dianggap sebagai bentuk pengampunan dari Tuhan. Dalam kehidupan, kita semua pasti melakukan kesalahan dan dosa, tetapi Tuhan selalu memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri dan kembali pada-Nya. Melalui penerimaan kesempatan terakhir, kita dapat merasakan kasih dan belas kasih Tuhan yang tak terbatas, dan menjadi orang yang lebih Menemukan tujuan hidup melalui kesempatan terakhirKesempatan terakhir juga dapat membantu seseorang menemukan tujuan hidup yang sejati. Dengan memanfaatkan hal ini, seseorang dapat mengejar panggilan Tuhan dalam hidup, menemukan arti hidup yang sebenarnya, dan memberikan dampak positif pada orang lain di sekitarnya. Kesempatan terakhir dapat membawa seseorang pada jalur hidup yang benar, memungkinkannya mencapai potensi hidup yang sebenarnya, dan hidup dengan penuh Kesempatan TerakhirA. Memperkenalkan kesempatan terakhir kepada orang lainKesempatan terakhir yang diberikan oleh Tuhan tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk diberikan kepada orang lain. Kita dapat berperan dalam menyebarkan kesempatan terakhir ini kepada orang lain melalui pengajaran Firman Tuhan dan dengan memberikan contoh hidup yang Membantu orang lain untuk memperbaiki hidupKita dapat membantu orang lain untuk memperbaiki hidup mereka dengan mengajak mereka untuk merespon kesempatan terakhir yang diberikan oleh Tuhan. Dengan memberikan dukungan dan bantuan pada saat yang tepat, kita dapat membantu orang lain mengatasi masalah hidup mereka dan menjadi lebih Menjadi saksi kebaikan TuhanMelalui kesempatan terakhir, kita dapat menjadi saksi kebaikan Tuhan di dalam hidup kita dan hidup orang lain. Dengan memanfaatkan kesempatan terakhir, kita dapat menunjukkan kekuatan dan kasih Tuhan dalam hidup kita, sehingga orang lain dapat terinspirasi dan merespon panggilan Tuhan dalam hidup Menjadi pelayan Tuhan yang baikKesempatan terakhir juga memanggil kita untuk menjadi pelayan Tuhan yang baik. Dengan memberikan pelayanan yang baik dan melakukan tindakan baik bagi orang lain, kita dapat memperkuat iman kita dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Sebabsekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya. Roma 13:11. Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja." "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Markus 13:32-33 Khotbah pertamaالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُأَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ .اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى مَحَمَّدِ نِالْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَىفَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًاMa’asyiral Muslimin, jemaah masjid yang dimuliakan marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Karena dengan ketakwaan inilah, kita bisa meraih rida Rabb kita dan dengannya pula kita akan mendapatkan kehidupan yang mulia. Orang yang bertakwa dicap oleh Allah Ta’ala sebagai makhluk-Nya yang paling baik. Allah Ta’ala berfirman,اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِۗ“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” QS. Al-Bayyinah 7Sungguh, waktu ini sangatlah cepat berlalu. Rasanya belum lama kita bertemu dengan tahun 1443 Hijriyyah. Namun, ternyata tahun 1443 sudah hampir usai dan tak akan kembali. Berlalu juga semua kesempatan ibadah di dalamnya. Ramadan yang telah kita lewati, musim haji, dan bulan Zulhijah telah usai yang ditandai dengan jemaah haji yang mulai berdatangan dari tanah suci Makkah, kembali ke tanah air ini. Sungguh, waktu sangatlah cepat berlalu, dan itu tidaklah mengherankan, karena cepatnya waktu adalah salah satu karakteristik kehidupan di akhir waktu yang kita rasakan merupakan salah satu tanda-tanda kecil dekatnya hari kiamat sebagaimana yang pernah Nabi shallallahu alaihi wasallam katakan,لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ، وَيَكُونَ الشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ، وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ، وَيَكُونَ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ، وَتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعَفَةِ“Tidak akan terjadi kiamat hingga zaman berdekatan. Setahun bagaikan sebulan. Sebulan bagaikan sepekan. Sepekan bagaikan sehari. Sehari bagaikan sejam. Dan sejam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma.” HR. Ahmad no. 10943 di dalam Musnad-nyaMa’asyiral Muslimin, jemaah masjid yang dimuliakan bahagianya bagi siapa saja yang telah memperbanyak ketaatan, berlomba-lomba dalam kebaikan, berusaha mengangkat derajat pahalanya, dan berusaha agar Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosanya pada tahun ini, serta bisa mengambil pelajaran dari setiap hal yang telah Allah takdirkan. Allah Ta’ala berfirman,يُقَلِّبُ اللّٰهُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّاُولِى الْاَبْصَارِ“Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan yang tajam.” QS. An-Nisa’ 44Alangkah senangnya bagi siapa saja yang mengisi hari-harinya dengan mengerjakan perintah Allah, memenuhi bulan-bulannya dengan menjawab panggilan salat, dan mengorbankan tahun-tahun kehidupannya di dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala disertai dengan keikhlasan dan kesadaran bahwa inilah tujuan diciptakannya manusia di bumi ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ“Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” QS. Az-Zariyat 56Dan firman-Nya juga,وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas, menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus benar.” QS. Al-Bayyinah 5Ma’asyiral Mu’minin, yang dirahmati Allah Ta’ antara hak Allah Ta’ala atas hamba-Nya yang telah Allah berikan begitu banyak kenikmatan, yang telah Allah berikan kesempatan hidup hingga detik ini dalam keadaan yang baik adalah mensyukuri segala nikmat-Nya serta memuji-Nya atas segala kemulian-Nya. Karena rasa syukur menyebabkan bertambahnya kenikmatan dan mencegah dari penderitaan. Alangkah baiknya manusia selalu meresapi dan mematri dengan kuat di dalam hatinya firman Allah Ta’ala,وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat.” QS. Ibrahim 7Saat seorang muslim bersyukur, maka kebaikannya akan kembali ke dirinya sendiri. Dan saat ia kufur terhadap nikmat Allah, maka bahayanya pun akan kembali ke dirinya sendiri. Karena sesungguhnya Allah Ta’ala Mahakaya, tidak memerlukan sesuatu apapun dari seluruh alam ini. Allah Ta’ala berfirman,وَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ“Dan barangsiapa bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa tidak bersyukur kufur, maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” QS. Luqman 12Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ ada yang menjadi tugas kita, kecuali memuji Allah atas apa yang telah diberikan kepada kita. Pujian kita kepada-Nya menandakan keridaan kita atas limpahan rezeki-Nya, dan tidak ada balasan dari keridaan seseorang kepada Allah, kecuali kemenangan yang besar. Lihatlah bagaimana Nabi shallallahu alaihi wasallam mengajarkan kepada kita untuk rida kepada Allah Ta’ala dengan senantiasa memuji-Nya atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Bahkan, terhadap makanan dan minuman yang kita makan setiap اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ العَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الأكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا“Sesungguhnya Allah rida kepada hamba yang menyantap makanan lalu memuji Allah atas makanan itu, atau minum lalu memuji Allah atas minuman itu.” HR. Muslim no. 2734Ma’asyiral Mu’minin, yang semoga diridai oleh Allah Ta’ di antara kemuliaan seseorang, saat ia sudah di penghujung sebuah waktu adalah meluangkan waktunya seorang diri, untuk mengintrospeksi dan mengoreksi dirinya atas amalan apa yang telah diperbuat dan amalan apa yang telah terlewat. Demikian juga dengan waktu yang telah Allah berikan, sudahkah ia manfaatkan ataukah ia sia-siakan. Karena Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah mengatakan,الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ “Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah.” HR. Tirmidzi no. 2459, beliau mengatakan hadis ini hasan’Imam Tirmidzi mengatakan, “Maksud sabda Nabi Orang yang mempersiapkan diri’ adalah orang yang selalu mengoreksi dirinya pada waktu di dunia sebelum dihisab pada hari kiamat.”أَقولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ، وَادْعُوهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ البَرُّ Juga Khotbah Jumat Menggali Makna dari Surah Al-Jumu’ahKhotbah keduaاَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا orang-orang yang sesungguhnya kunci kesuksesan orang-orang terdahulu maupun untuk generasi yang akan datang adalah tidak menunda-nunda dalam beramal. Apa yang bisa kita kerjakan di hari tersebut, maka tidak kita tinggalkan untuk dikerjakan esok harinya. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari sebagaimana firman Allah Ta’ala,وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا“Tidak ada satu pun jiwa yang mengetahui apa yang akan dia kerjakan besok.” QS. Luqman 34Nabi shallallahu alaihi wasallam juga bersabda,اغْتَنِمْ خَمْسًا قبلَ خَمْسٍ شَبابَكَ قبلَ هِرَمِكَ ، وصِحَّتَكَ قبلَ سَقَمِكَ ، وغِناكَ قبلَ فَقْرِكَ ، وفَرَاغَكَ قبلَ شُغْلِكَ ، وحَياتَكَ قبلَ مَوْتِكَ“Manfaatkan dengan baik lima perkara sebelum datangnya 5 perkara, yaitu 1 Masa mudamu sebelum datang masa tua. 2 Masa sehatmu, sebelum datang masa sakit. 3 Masa mampumu sebelum datang masa fakir. 4 Masa luangmu, sebelum datang masa sibuk. 5 Masa hidupmu sebelum datang kematian.” HR. Al-Hakim no. 7846 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 10248 dengan sanad yang sahihBeliau juga bersabda,بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا “Bersegeralah melakukan amalan saleh sebelum datang fitnah musibah seperti potongan malam yang gelap. Yaitu, seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia.” HR. Muslim no. 118Jemaah salat Jumat yang antara kunci sukses dalam beramal yang lainnya adalah membuat perencanaan untuk waktu yang akan datang, bagaimana rencana beramal kita pada tahun depan, sehingga kehidupan kita lebih tertata dan lebih yang berakal adalah yang bisa menambah intensitas ibadahnya setiap harinya. Ada sebuah ungkapan yang sangat indah,مَا نَدِمْتُ عَلَى شَيْءٍ كَنَدَمِي عَلَى يَوْمٍ نَقَصَ فِيهِ أَجَلِي، وَلَمْ يَزْدَدْ فِيهِ عَمَلِي“Sungguh aku tidak pernah menyesali sesuatu melebihi penyesalanku pada hari di mana umurku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.”Peningkatan sesuatu itu tidak hanya dalam kuantitasnya saja, akan tetapi bisa saja berupa peningkatan dalam kualitas. Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda,إِنَّ اللهَ ـ عَزَّ وَجَلَّ ـ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menyukai jika salah seorang kalian mengerjakan sesuatu, dia mengerjakannya dengan bersungguh-sungguh profesional.” HR. Thabrani no. 275 dan As-Suyuti no. 1855, dihasankan oleh Syekh Albani dalam Shahih Al-Jaami’.Dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah yang dikerjakan secara konsisten walaupun jumlahnya sedikit. Hal ini tentu saja menunjukkan bahwa agama kita lebih mengutamakan kualitas sebuah amalan daripada Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Mengusahakan amalan agar sesuai sunah Nabi itu lebih utama dari memperbanyak amalan. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman,لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا“Supaya Allah menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” QS. Al Mulk 2Dalam ayat tersebut Allah Ta’ala tidak berfirman, yang paling banyak amalannya’.”Semoga Allah menuliskan kita sebagai salah satu hamba-Nya yang dapat bersyukur, mengisi hari-hari kita dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala, konsisten di dalamnya dan tidak menunda-nundanya. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang lebih mengutamakan kualitas amal daripada kuantitasnya, yaitu beramal dengan ikhlas mengharap rida Allah dan sesuai dengan tuntunan serta petunjuk dari Nabi-Nya shallallahu alaihi أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌاَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌرَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَىاللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِرَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَعِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُBaca JugaKhotbah Jumat Sepenting Apakah Menuntut Ilmu Syar’i dalam Kehidupan Kita?Khotbah Iduladha Memetik Hikmah dari Haji Wadak Nabi shallallahu alaihi wasallam***Penulis Muhammad Idris, MingguBiasa - Bulan Pembangunan GKJWStola Hijau. Bacaan 1: Amsal 9 : 1 - 6. Bacaan 2: Efesus 5 : 15 - 21. Bacaan 3: Yohanes 6 : 51 - 58. Tema Liturgis: Bersedia, Berkarya, dan Bersinergi Membangun GKJW sebagai Perwujudan Taat kepada Allah. Tema Khotbah: Konsistensi sebagai Upaya Mengecap Yesus. wzIW.