Bandarasepi, pelabuhan tidak beroperasi, kegiatan pariwisata tidak berjalan sebagaimana biasanya. Hingga para turis yang datang terpaksa dijemput dan diantar dengan angkutan umum yang dikendarai polisi. Seperti sebelumnya, terjadi represifitas aparat terhadap aksi damai pada Senin (1/8).
– Berkunjung ke tempat ini sekaligus napak tilas dan menikmati kawasan yang pernah berjaya. Meskipun bukan tempat wisata, tapi ada sesuatu yang bisa ditemukan di sini saat Karangantu dahulu kala merupakan pelabuhan terbesar kedua setelah Sunda Kelapa di Jayakarta atau Jakarta. Ini diungkapkan Tom Pires, pedagang yang juga ahli obat-obatan asal Portugal. Ini tercatat dalam buku Mengenal Peninggalan Sejarah dan Purbakala Kota Banten Lama yang ditulis Uka Tjandrasasmita, Hasan M Ambary, dan Hawany jangan berharap dapat melihat kejayaan itu semua pada saat ini. Karangantu yang dulu pernah menjadi pelabuhan besar dan menjadi perlintasan penting dunia pada zaman Kesultanan Banten, saat ini seperti pelabuhan ikan biasa tempat perahu-perahu Padahal pada 1511 saat Malaka jatuh ke Portugis, banyak pedagang muslim dari Arab, Persia, dan Gujarat banyak singgah ke pelabuhan di ujung barat Jawa ini. Para pedagang mengalihkan pelayaran melewati Banten karena dinilai ekonomis dan geografis yang bagus. Terlebih lagi para pedagang tidak menyukai Portugis yang menguasai Malaka. Dari sinilah Karangantu menjadi pelabuhan besar dan berpengaruh untuk perdagangan itu, Karangantu jadi pusat perdagangan internasional yang disinggahi pedagang Asia, Afrika, dan Eropa. Pelabuhan Karangantu tidak hanya tercatat dalam buku, namun peninggalan barang berharga yang pernah diperjualbelikan dapat dilihat di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama. Hal itu dibuktikan dengan peninggalan keramik dari Tiongkok, Jepang, dan Belanda yang tersimpan rapi di Museum era Sultan Banten Maulana Hasanudin, pusat pemerintahan dipindahkan dari bagian hulu ke hilir Sungai Cibanten. Tujuannya untuk memudahkan hubungan dagang dengan pesisir Sumatera melalui Selat Sunda. Pada masa itu situasi politik dan perdagangan di Asia Tenggara tidak menentu karena Malaka jatuh ke tangan Portugis. Pada abad 16, pelabuhan ini menjadi tempat persinggahan para pedagang sebelum melanjutkan perjalanan ke benua Australia. Bahkan, Belanda saat pertama kali masuk ke Pulau Jawa pada 1596 memakai jasa pelabuhan ini untuk Gubernur Belanda Jan Piterzoon Coen pernah membuat catatan soal perahu Tiongkok yang membawa barang senilai real di Karangantu. Bandar Banten saat itu adalah bandar internasional dan dikunjungi pedagang-pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Birma, Tiongkok, Perancis, Inggris, dan Belanda. Selain banyak disinggahi kapal-kapal asing, pelabuhan Karangantu juga menjadi pusat perdagangan yang banyak disinggahi kapal-kapal Nusantara seperti Bugis, Makassar, Ambon, Madura, dan lain-lain. Sebagai pelabuhan kedua, Banten telah menjadi pelabuhan pengekspor beras dan lada. Catatan lebih terperinci didapat dari Barbosa yang menyebutkan bahwa dari pelabuhan Banten tiap tahun telah diekspor lada sebanyak seribu sebagai pelabuhan, Karangantu juga berfungsi sebagai pasar untuk usaha meningkatkan jual beli barang dagangan, seperti tekstil dan keperluan sehari-hari Kota Banten saat itu ada beberapa macam tipe jual beli sesuai fungsi pasar di Banten Lama seperti yang tertulis dalam Babad Banten. De Houtman menggambarkan Pasar Karangantu secara mendetail dan penjualan semangka, mentimun, dan kelapa merupakan kelompok A. Sementara, tempat penjualan gula dan madu dalam periuk-periuk, masuk kelompok B. Kelompok C menggambarkan tempat penjualan kacang, kelompok D tempat penjualan tebu dan bambu, E tempat penjualan keris, pedang dan F tempat pakaian laki-laki, kelompok G tempat penjualan bahan pakaian wanita. Kelompok H tempat penjualan rempah-rempah, benih dan biji-biji kering. Kelompok I tempat orang-orang Benggala dan Gujarat menjual barang besi dan barang kedai orang Cina digambarkan pada kelompok K. Adapun L adalah tempat penjualan daging, M tempat penjualan ikan, N tempat penjualan buah-buahan, O tempat penjualan sayur-sayuran, P tempat penjualan merica, Q tempat penjualan bawang, R tempat penjualan beras, S kios untuk pedagang, T tempat penjualan emas dan urutan kelompok lain terpisah dengan kelompok bagian dalam dan disebutkan kelompok V, yaitu perahu-perahu asing yang penuh dengan muatan bahan kelompok akhir yaitu kelompok X adalah tempat penjualan unggas de Houtman, 1596-1597. Sampai sekarang pun Karangantu masih menjadi tempat andalan bagi para nelayan di sekitarnya yang menggantungkan hidupnya dari mencari memiliki sumber daya alam berupa lautan, Karangantu dijadikan sebagai salah satu pusat perikanan di Banten serta pelabuhan tempat bersandar kapal-kapal, dan perahu nelayan yang menjadi transportasi penghubung bagi masyakarat di pulau-pulau seperti Pulau Dua, Tiga, Tunda, dan juga memiliki pantai yang bisa diakses semua masyakarat yakni Pantai Gope. Dinamakan seperti ini karena tiketnya hanya gopek atau percaya atau tidak, asal-usul nama Karangantu menurut mitos yang beredar di masyarakat, saat itu ada seorang Belanda yang membawa guci berisikan hantu. Hingga suatu hari guci itu pecah dan hantu yang di dalamnya keluar. Mulai saat itulah pelabuhan yang telah berganti menjadi kampung nelayan ini diberi nama Pelabuhan lain yang beredar, dilansir dari toponimi nama-nama tempat dalam buku Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten 2014. Buku ini disusun oleh Juliadi dan Neli Wachyudi yakni seperti Belanda datang ke Banten dan merebut pelabuhan ini, Karangantu ditimbun oleh Belanda dan bekas pelabuhan tersebut menjadi rawa yang berkembang menjadi sarang nyamuk. Ini mengakibatkan masyarakat sekitar banyak terkena penyakit orang yang terkena penyakit malaria tropica, banyak yang tidak sadarkan diri atau lupa ingatan. Sehingga penduduk sekitar meyakini penderita yang menderita malaria dihinggapi setan atau hantu di sekitar timbunan karang. Adanya hantu yang mendiami karang, membuat masyakarat memberi nama pelabuhan yang tertimbun sebagai daerah yang dikenal dengan nama lain menyebutkan, nama Karangantu berasal dari kata Kran’ yang memiliki arti sumur bor/ sumber air, dan Halte’ yang berarti tempat pemberhentian. Setiap kapal-kapal asing yang berlabuh di Banten, selalu mengisi persediaan airnya di pelabuhan ini. Penyebutan kran dan halte tersebut jika disatukan menjadi Kranhalte’ lama-lama mengalami perubahan menjadi itulah sekelumit cerita Karangantu. Hmmm, andai saja Banten masih memiliki pelabuhan ini sekarang? Betapa majunya perekonomian Banten saat ini bukan? HilalAdvertisement
Iamengaku, jika DLHK Banten dalam audiensi ntersebut menjadi penengah. **Baca juga: Pilkada Serentak Banten, Gerindra Belum Tentukan Waktu Pendaftaran Bakal Calon. “Kita respon kita hadirkan manajemen PT. LCI untuk memberikan penjelasan secara komprehensif apa yang telah dilakukan, apa yang belum dan apa yang direncanakan dilakukan oleh mereka.
Belanda saat pertama kali masuk ke Pulau Jawa pada tahun 1596 memakai jasa pelabuhan ini untuk berlabuh Aktivitas penduduk sekitar pelabuhan yang sedang membuat perahu Pada abad 16, Pelabuhan ini menjadi tempat persinggahan para pedagang sebelum melanjutkan perjalanan ke benua Australia Dahulu para pedagang mengalihkan pelayaran melewati Banten yang dinilai memiliki nilai ekonomis dan geografis yang bagus Nama Karangantu menurut mitos yang beredar di masyarakat lahir karena saat itu ada seorang Belanda yang membawa guci berisikan hantu Dahulu Pelabuhan Karangantu merupakan pelabuhan terbesar kedua setelah Pelabuhan Sunda Kelapa di Jayakarta Jan Piterzoon Coen pernah membuat catatan soal perahu Tiongkok yang membawa barang senilai real di Karangantu Di sekitar Pelabuhan Karangantu terdapat kampung nelayan yang sehari-hari melakukan aktivitas di sekitar pelabuhan Pelabuhan Karangantu menjadi salah satu pelabuhan terbesar yang berada di daerah Banten Pada tahun 1511 saat Malaka jatuh ke tangan Portugis, menyebabkan pedagang muslim yang berasal dari daerah Arab, Persia, dan Gujarat enggan untuk berlabuh dan singgah di sana. Hal ini menyebabkan daerah Banten yang terletak di ujung barat bagian Jawa menjadi pilihan. Para pedagang mengalihkan pelayaran melewati Banten yang dinilai memiliki nilai ekonomis dan geografis yang bagus. Terlebih lagi para pedagang tidak menyukai Portugis yang saat itu sudah menguasai wilayah Malaka. Maka lahirlah sebuah pelabuhan yang besar dengan nama Pelabuhan karangantu. Pelabuhan Karangantu merupakan pelabuhan terbesar kedua setelah Pelabuhan Sunda Kelapa di Jayakarta ungkap Tom Pires, seorang pedagang yang juga ahli obat-obatan dari Portugal. Hal ini tercatat dalam buku “Mengenal Peninggalan Sejarah dan Purbakala Kota Banten Lama” oleh Uka Tjandrasasmita, Hasan M Ambary, dan Hawany Michrob. Pada abad 16, pelabuhan ini menjadi tempat persinggahan para pedagang sebelum melanjutkan perjalanan ke benua Australia. Bahkan, Belanda saat pertama kali masuk ke Pulau Jawa pada tahun 1596 memakai jasa pelabuhan ini untuk berlabuh. Masih dari buku yang sama, disebutkan Gubernur Belanda Jan Piterzoon Coen pernah membuat catatan soal perahu Tiongkok yang membawa barang senilai real di Karangantu. Pelabuhan Karangantu tidak hanya tercatat dalam buku, namun peninggalan barang berharga yang pernah diperjualbelikan dapat dilihat di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama. Nama Karangantu sendiri menurut mitos yang beredar di masyarakat lahir karena saat itu ada seorang Belanda yang membawa guci berisikan hantu. Hingga suatu hari guci itu pecah dan hantu yang di dalamnya keluar. Mulai saat itulah pelabuhan yang telah berganti menjadi kampung nelayan ini diberi nama Pelabuhan Karangantu. [Riky/IndonesiaKaya] Artikel Terkait
KeajibanBanten (III): Mata Uang Asli Banten. Rabu, 22 April 2020. Kesultanan Banten tercatat pernah memiliki mata uang asli yang sangat diperhitungkan para pedagang maupun pelancong asing. Sebagai kota besar di ujung barat pulau Jawa, Banten memiliki pelabuhan internasional Karangantu yang tak kalah penting daripada Malaka dan Sunda
Gabung KomunitasYuk gabung komunitas {{forum_name}} dulu supaya bisa kasih cendol, komentar dan hal seru lainnya. Kaskus Addict Posts 1,471 QuotePermisi Agan2 Spoiler for no repost!! Quotealhamdulillah.. ternyata trit ane ini jadi HT ' thanks kaskus!! Quote Spoiler for HT pertama ane Quote Spoiler for Dari agan2 semua ada yang tau pelabuhan karangantu?? pernah denger mungkin?? hmm.. pasti kebanyakan belom ada yang tau yaa?? miris emang gan, pelabuhan ini ada di banten, yang ane rasa ngga begitu jauh2 amat dari ibukota negara kita.. dari peta sih ane liatnya gitu.. oke deh gan, nih ane kenalin pelabuhan karangantu yang pernah dijuluki "pelabuhan singaporenya indonesia" jaman Pelabuhan Karangantu Menurut Cornelis de Houtman asal Belanda pada tahun 1596 Banten disebut Kota Pelabuhan dan Perdagangan yang sama besar dengan Kota di Amsterdam saat itu, sama pula yang diungkapkan oleh Vincent Leblanc asal Perancis waktu tiba di Banten pada abad 16. Untuk itu Banten merupakan pelabuhan yang penting bila dilihat dari sudut geografi dan ekonomi karena letaknya yang strategis dalam penguasaan Selat Sunda. Kejatuhan Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511 menyebabkan para pedagang muslim enggan untuk melalui Selat Malaka. Para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat mengalihkan jalur perdagangan ke Selat Sunda, sehingga mereka pun singgah di Karangantu. Sejak itu, perlahan tapi pasti, Karangantu menjadi pusat perdagangan Internasional yang banyak disinggahi oleh para pedagang dari Benua Asia, Afrika dan Eropa. Dapat dibayangkan betapa besar dan ramainya Bandar Karangantu saat itu. Karangantu sendiri terletak tidak jauh dari objek-objek wisata di Banten lainnya seperti Masjid Agung Banten, Keraton Kaibon, dan lain-lain di Kecamatan Kasemen, Serang – ini Karangantu hanya sebuah pelabuhan kecil yang sama sekali tidak menunjukkan bukti-bukti kebesarannya di masa lalu, sebaliknya pelabuhan yang pernah dijuluki sebagai ”Singapore-nya Banten” ini sekarang lebih terkesan kumuh. Sampai sekarang pelabuhan ini masih dimanfaatkan untuk pelabuhan dan pusat perdagangan ikan, khususnya untuki daerah Serang sendiri. Pada tahun 1991 pelabuhan ini pernah dikeruk agar kapal-kapal yang bertonase besar dapat kondisi objek bersejarah ini kurang optimal karena terkesan kumuh, akan tetapi Pelabuhan Karangantu memiliki kharisma tersendiri. Karena Pelabuhan Karangantu merupakan salah satu pelabuhan yang sangat terkenal pada zaman kejayaannya, bahkan para bangsa Barat pertama kali menginjakkan kaki di Nusantara berawal dari tempat ini. Oleh karenanya, Pelabuhan Karangantu dapat dibilang sebagai salah satu titik awal perkembangan peradaban di Indonesia. Selain itu, di pelabuhan ini pada setiap Bulan Oktober atau November setiap tahunnya diselenggarakan Pesta Ruat banget ya gan.. kalau kita perhatikan pelabuhan kebanggaan kita ini kesannya kurang terawat. Ini bisa kita lihat dari bau yang menyengat disekitarnya terutama dari bau ikan terutama usaha pembuatan ikan asin disini, ditambah juga dengan onggokan sampah-sampah yang ada disana-sini, juga jalan berbatu dan sebagain tanah di sebelah baratnya yang belum diaspal, beberapa bagian tanggulnya juga sudah rusak sehingga mengganggu perahu yang akan bersandar. Sementara itu yang paling memprihatinkan adalah kesan kotor dan kumuh, banyak perahu-perahu rusak yang tidak dipakai lagi oleh pemiliknya teronggok begitu saja di kanan kiri lintasan. Hal ini sangat mengganggu sekali . Dengan keberadaan bekas-bekas kapal tersebut otomatis membuat jalur lintasan menjadi sempit sehingga perahu tidak leluasa untuk masuk dan keluar dari tempat itu. Andaikan kapal-kapal bekas tersebut bisa disingkirkan dari tempat itu pastilah jalur lintasan akan semakin luas di samping itu juga tidak mengganggu pemandangan. =======================================================================Kalau kita tengok sejarah, Pelabuhan Karangantu bukanlah sembarang pelabuhan. Dahulu kala tempat ini merupakan Bandar besar bertaraf internasional. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan tertua di Banten menggantikan peran Sunda Kelapa sebagai pelabuhan terbesar di pantai utara Jawa sebelumnya. Pada waktu itu banyak kapal dagang datang dari negara lain seperti Persia, China, Arab, Portugis, Inggris bahkan Belanda datang pertama kali ke pulau Jawa pada tahun 1596 melalui pelabuhan ini juga. Pada abad XVI-XVII Banten merupakan pusat perdagangan rempah-rempah yang cukup besar di Asia Tenggara. Jadi dengan latar belakang sejarah besar tersebut seharusnya kita mempunyai kewajiban untuk menjaga agar pelabuhan ini tetap besar atau paling tidak kita harus menjaganya agar kondisinya terawat dan tertata dengan gan ada lukisan gambaran pelabuhan karangantu jaman dulu Spoiler for The Amazing Karangantu Quoteane sendiri sebagai org banten sedih gan, kenapa dulu pelabuhan karangantu ini kondisinya hebat banget ketika masih jaman portugis sama belanda. tapi seiring perkembangan jaman semuanya hilang.. temen2 ane, saudar2 ane aja pada gatau ama ini pelabuhan, masa kita sebagai warga asli sendiri gabisa merawat infrastruktur milik kita sendiri gan.. thanks buat agan "aaaazz" QuoteQuoteOriginal Posted By aaaazz►ane pernah ke karangantu gan.. emang kondisinya sekarang memprihatinkan, kumuh, akses jalannya juga di samping dermaga juga ga bagus gan.. nih link video di karangantu di menit-menit terakhir itu dikarangantu gan, menit sebelumnya di bogor Quote kenapa dinamakan karangantu?? jawaban agan rastavara665 QuoteOriginal Posted By rastavara666►Ane orang banten gan , enaknya karangantu itu deket ke benda benda bersejarah di banten tapi sekarang akses kesana banyak banget yg namanya pungi . Pas ane sd nyebutnya malah karang hantu . Diceritain sama guru sd ane katanya dulu ada kompeni yg dateng bawa guci gitu isinya roh hantu gitu , eh pas kapalnya keguncang karna karang itu guci pecah dan hantunya pada kabur makanya disebut karang hantu QuoteQuote 07-05-2013 1525 Kaskus Addict Posts 1,471 Komeng warga asli banten leader bantennya sendiri turun gunung.. QuoteQuoteOriginal Posted By Cendolizme►menurut cerita yg ane pernah dengar, konon dulu Banten menjadi Ibu kota lebih megah daripada Batavia, kegiatan impor-ekspor terjadi di pelabuhan itu serta pedagang dari dunia singgah ke pelabuhan Karangantu, penjajah Belanda pun ingin menguasainya. kalau gak salah di museum Banten lama ada meriam juga, itu katanya meriam pasangan dari meriam si Jagur yg ada di museum Fatahilah. CMIIW QuoteOriginal Posted By ChildFruit►udah pernah kesana waktu ane keliling ke banten lama. dari mesjid trus kesitu sama ke vihara. jujur aja bayangan ane gak segitunya, gede tapi banyak bangunan tua. waktu supir taksinya ngasi tau udah nyampe ke karang antu ane cuma kirain dia becanda. rupanya serius. gak keliatan sisa peninggalannya ya gan QuoteOriginal Posted By Reynattoo►ini yg di Banten Lama kah ? kalo saia berkeliling Banten sepertinya pernah lewat, dan memang banyak teronggok perahu .. miris sekali QuoteOriginal Posted By irzha►ane tinggal d banten malah baru denger ada pelabuhan itu gan,,, miris rasanya QuoteOriginal Posted By humpilahop►Betul gan. Dulu sempat menjadi pilar pelabuhan international. Tempat brsandarnya kapal2 dr eropa. Ane sendiri tinggal d serang, waktu kecil dlu ane sering ziarah k banten, pas skrg ane k sana, kondisiny sngat kumuh. Ane juga gak tahu knp, padahal kan ada badan kepurbakalaan banten, yg mengurusi ttg objek2 sejarah perdaban. Kok itu seakan luput dr proyekan mereka. Watak org banten kali ya yg gak mau lgsg peduli. Harus d perangati dlu bru brgerak. Semoga kejayaan peradaban yg terukir d tmpt2 brsejarah bisa lestari kembali. Ya, Posted By dikapramantya►kemarin ane jg kesitu gan. tempat bapak gw di pulau tunda. naek kapalnya dari karangantu. miris gan ane kira itu emang pelabuhan kecil buat nelayan2 disana doang ternyata nilai sejarahnya gede bgt gan. miriiss 07-05-2013 1526 masih pelabuhan tradisional rupanya yah gan 07-05-2013 1537 Ane ngerasa orang Banten tuh pada jorok, manja,gak disiplin, apalagi rasa memiliki mereka amat semua karena warisan kolonial kali ya?.. Karena budaya turun temurun seperti itulah yang menjadikan pelabuhan karanghantu seperti sekarang ini. 07-05-2013 1540 iyahgan, miris kalo liat karangantu, kumuh banget. gara-gara pemerintahnya nih, si atut korup 07-05-2013 1540 Kaskus Addict Posts 1,295 para pejabat mana mau mikirin yang ginian... 07-05-2013 1542 wah sayang ya jadu keliatan kumuh gitu semoga pemerintah daerahnya segera bertindak 07-05-2013 1544 Kaskus Addict Posts 1,471 QuoteOriginal Posted By freakk►masih pelabuhan tradisional rupanya yah gan iya gan.. Sebenernya kalo dirawat bagus gan, tapi pemerintah terlihat tak peduli.. 07-05-2013 1602 Kaskus Addict Posts 1,471 QuoteOriginal Posted By setiar►Ane ngerasa orang Banten tuh pada jorok, manja,gak disiplin, apalagi rasa memiliki mereka amat semua karena warisan kolonial kali ya?.. Karena budaya turun temurun seperti itulah yang menjadikan pelabuhan karanghantu seperti sekarang ini. wah si agan.. Bikin ane tambah miris.. 07-05-2013 1604 Dulu dibanggakan sekarang ditelantarkan.. miris gan... 07-05-2013 1605 Kaskus Addict Posts 1,471 QuoteOriginal Posted By loverjigsaw►iyahgan, miris kalo liat karangantu, kumuh banget. gara-gara pemerintahnya nih, si atut korup kesadaran warga juga mungkin bisa mempengaruhi gan.. Jika ada rasa memiliki ane rasa pasti terawat.. QuoteOriginal Posted By Yukitara►para pejabat mana mau mikirin yang ginian... para pejabat emgnya pd mikirin apaan gan? QuoteOriginal Posted By metalflame►wah sayang ya jadu keliatan kumuh gitu semoga pemerintah daerahnya segera bertindak iya gan.. Ane juga berharap gitu.. QuoteOriginal Posted By ularpiton►Dulu dibanggakan sekarang ditelantarkan.. miris gan... iya gan.. sekarang, siapa yg tau sama pelabuhan karangantu? 07-05-2013 1612 Kaskus Addict Posts 1,471 Wah, kok sepi ya.. ? 07-05-2013 1618 Kaskus Addict Posts 1,171 masih tradisional banget gitu gan pelabuhannya 07-05-2013 1625 Retired Regional Leader Posts 13,460 Kaskus Addict Posts 1,471 QuoteOriginal Posted By tradisional banget gitu gan pelabuhannya percaya ato engga, pelabuhan itu dulunya bertaraf internasional loh gan.. 07-05-2013 1719 Kaskus Addict Posts 1,471 Quote udah jangan dtambahin bang.. 07-05-2013 1723 Aktivis Reg. Tangerang Raya Posts 11,264 Kaskus Addict Posts 1,471 QuoteOriginal Posted By GanzToro►Wahh pelabuhan yang sangat maju Tapi dulu Semoga pemerintah menyadari masih banyak tempat tempat bersejarah yang terbengkalai sepertinya sulit gan.. Mereka pemerintah seakan buta dan diam terhadap tempat bersejarah yg terbengkalai.. ato mungkin jangan2 mereka gatau itu tempat bersejarah.. 07-05-2013 1900 Kaskus Addict Posts 1,471 Kaskus Addict Posts 1,471 Ane yg buka pejwan.. Ane sendiri juga yg tutup pejwan 08-05-2013 1357 Kaskus Addict Posts 1,812 QuoteOriginal Posted By freakk►masih pelabuhan tradisional rupanya yah gan wuih pelabuhannya bener bener dah 08-05-2013 1409
Suhurata –rata bumi, berdasarkan pengukuran BMO selama periode 1961-1990 adalah14 0 C. Sebelumnya bumi mengalami tahun terpanas pada tahun 1998 yang mencapai 14,52 0 C. Dan pada tahun ini yang tertinggi yaitu akan mencapai 14,54 0 C. Sebenarnya hanya meningkat 0,02 0 C dari tahun 1998. Tetapi kenaikan sekecil itu sudah dapat membunuh
Jawabankarena indonesia sebagai jalur perdagangan internasional, dan pelabuhan banten yg selalu di lewati oleh para
PelabuhanPanjang, lanjut dia, memiliki bea cukai online dan akan akan menjadi digital industrial port berbasis marketplace. "Nantinya marketplace akan memuat katalog semua sumber daya industri yang ada di Lampung, dari mulai bahan jadi hingga jasa pengirimannya ke seluruh dunia," ujar Drajat. . Pewarta: Agus Wira Sukarta.
SungaiCibanten yang berasal dari Gunung Karang, sekitar 30 Km di selatan, terbagi menjadi dua sebelum mengalir ke laut. Kedua muara sungai ini membentuk dua pelabuhan yaitu pelabuhan internasional di sebelah barat dan pelabuhan lokal yang disebut Karangantu (Claude Guillot, 2008: 66).
PidatoPutin Jadi Petunjuk Seperti Apa Perang Ukraina akan Berakhir. 27 Juni 2022 4.27 AM. Merdeka.com - Sejak awal memang sudah diduga akan terjadi, tapi jatuhnya Kota Severodonetsk tetap menyakitkan bagi Ukraina. Selama beberapa pekan Rusia membombardir wilayah Donbas, sebelah timur Ukraina itu dengan artileri berat dan serangan
Mediabarat serta saudara sepupunya media salafi wahabi getol membikin opini “si pembunuh” terhadap Bashaar al-Asaad, Presiden Suriah. Bahkan, untuk kasus Libya dan Syria, justru Al Jazeera (media yang sering dicitrakan sebagai media non-Barat), malah menjadi ujung tombak untuk menggalang opini dunia agar AS diberi hak untuk melakukan ‘humanitarian
- Խдрυ ቪυтυ
- ԵՒзед ջер о
- Լωфαгθσ хылеδ иβарևфискո ςачоκε
- Ռ ጥтрոциц
qEYl9aw. 49djioyy3r.pages.dev/39149djioyy3r.pages.dev/1949djioyy3r.pages.dev/42849djioyy3r.pages.dev/449djioyy3r.pages.dev/37949djioyy3r.pages.dev/37749djioyy3r.pages.dev/17349djioyy3r.pages.dev/224
apa yang menyebabkan pelabuhan karangantu menjadi pelabuhan internasional