Tahukah kamu, berikut yang tidak termasuk dalam tipe editorial adalah apa saja? Simak pembahasan dari Jafarull berikut agar kamu tahu jawaban yang tepat dan benar. Mengutip dari e-Modul Kemdikbud Bahasa Indonesia: Teks Editorial, Teks editorial adalah sebuah artikel yang ada di surat kabar dan berisi mengenai pendapat atau pandangan mengenai suatu isu yang terjadi di Masyarakat.

Web server is down Error code 521 2023-06-13 172426 UTC What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d6c06f32b201c10 • Your IP • Performance & security by Cloudflare

Berikutini yang tidak termasuk unsur-unsur intrinsik dalam sebuah cerpen adalah? tema; alur/plot; tempat/latar; waktu penulisan; Semua jawaban benar; Jawaban yang benar adalah: D. waktu penulisan. Dilansir dari Ensiklopedia, berikut ini yang tidak termasuk unsur-unsur intrinsik dalam sebuah cerpen adalah waktu penulisan.
- Kritik musik merupakan penganalisaan serta tindakan evaluasi terhadap sebuah karya musik. Tujuannya untuk meningkatkan kepahaman, apresiasi serta membantu memperbaiki sebuah karya musik. Kritik musik bertujuan untuk meningkatkan mutu atau kualitas sebuah karya musik. Dalam melakukannya, kritik musik tidak boleh dilakukan atas dasar opini pribadi, namun harus disesuaikan dengan temuan datanya. Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud, kritik musik dibagi menjadi empat jenis, yaituKritik jurnalistik Menurut Ketut Wisnawa dalam buku Seni Musik Tradisi Nusantara 2020, kritik musik ini berisikan aspek pemberitaan untuk menginformasikan kepada publik tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan musik. Contohnya peristiwa musik seperti pertunjukan konser, rekaman, kolaborasi musik, dan lain sebagainya. Kritik jurnalistik biasanya ditulis dengan kalimat yang ringkas, karena akan dimuat di media cetak, seperti surat kabar atau majalah. Dalam penyampaiannya, kritik musik dilakukan dengan ringkas dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti publik. Karena bisa jadi target pembacanya berasal dari berbagai kalangan. Kritik jurnalistik bisa dilakukan siapa saja, walau sebenarnya lebih sering dilakukan oleh jurnalis. Para peserta didik juga bisa melakukan kritik jurnalistik ketika menonton pertunjukan musik atau kesenian lainnya. Baca juga Kritik Musik Pengertian, Jenis, Fungsi dan Cara Penulisannya Kritik pedagogi Kritik pedagogi biasanya dilakukan oleh pengajar guru atau dosen dalam sebuah lembaga pendidikan. Kritik ini bertujuan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki peserta penyampaiannya, kritik pedagogi disampaikan secara lebih mendalam dibanding kritik jurnalistik. Karena disesuaikan dengan tujuan utama dari jenis kritik musik ini. Biasanya kritik pedagogi dilakukan dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Contohnya pengajar memberi kritik dan saran kepada muridnya terkait musik yang dibawakan atau lain sebagainya. Kritik ilmiah atau akademis Kritik ilmiah juga bisa disebut sebagai kritik akademis. Kritik ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis berbagai data yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis serta estetis. Secara garis besar, kritik ilmiah hampir sama dengan penelitian atau pengkajian sebauh objek, hanya saja kritik ini berfokus pada sebuah karya musik. Dalam penerapannya, kritik ilmiah bisa dilakukan dengan mengkaji secara mendalam dan sistematis serta menganalisis ataupun membandingkan sebuah karya musik. Kritik populer Jenis kritik musik ini biasanya dilakukan secara terus menerus, baik secara langsung ataupun tidak. Dalam melakukannya, seorang penulis tidak memerlukan keahlian kritis. Kritik populer bukan didasarkan pada ketepatan atau tidaknya sebuah kritik ataupun evaluasi, namun lebih ditekankan pada kesetiaan pada sebuah gaya musik yang ditekuni. Contoh kritik populer yang paling mudah ditemui adalah kritik musik dalam sebuah ajang pencarian bakat menyanyi. Dalam acara tersebut, juri akan terus melakukan kritik terhadap penampilan penyanyi yang biasanya disampaikan secara langsung. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Akhlakadalah suatu perbuatan manusia yang dilakukan terus menerus atau telah terbiasa di lakukan tanpa perencanaan dan pertimbangan yang matang, baik itu tingkah laku, budi pekerti, tabi'at, perangai, adat kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain. Objek pembahasan akhlak itu adalah menyelidiki Contoh Soal Kritik dan Esai Beserta Jawaban – Saat membuat sebuah karya sastra, pasti tidak akan lepas dari kritik maupun saran. Sebagai penulis, tidak bisa menolak apabila ada kritik, terlebih saran. Kritik ini bertujuan untuk membuat karya sastra menjadi lebih baik. Biasanya juga untuk menyempurnakan bagian-bagian yang kurang sesuai. Untuk itu, kamu harus belajar mengenai kritik dan esai melalui artikel Kritik dan Esai Sebelum mencoba mengerjakan, pahami terlebih dahulu apa itu kritik dan apa itu esai. Kritik bisa diartikan sebagai analisis sebuah karya sastra dengan tujuan untuk menilai baik atau buruknya suatu karya secara objektif. Sementara esai, adalah karangan singkat dimana membahas sebuah masalah dari sudut pandang penulis pribadi. Berikut ini ada beberapa contoh soal kritik dan esai yang bisa kamu pahami, sudah dilengkapi dengan jawaban untuk memudahkan. 1. Berikut ini adalah bagian yang berisi pengantar, latar belakang, dan tujuan tentang suatu topik, yaitu… A. isi B. penutup C. simpulan D. pendahuluan E. abstrak 2. Karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulis disebut … A. Esai B. Opini C. Fakta D. Motivasi E. Kritik 3. Salah satu ciri dari kritik adalah … A. Bersifat subjektif B. Berbentuk prosa C. Bersifat objektif D. Disajikan secara ringan E. Tidak utuh 4. Bagian kritik dan esai yang berisi pengantar, latar belakang, tujuan/maksud yang memadai tentang topik bahasan disebut … A. Pendahuluan B. Isi C. Penutup D. Kesimpulan E. Sinopsis 5. Satu di antara ciri isi esai berdasarkan pandangan penulisnya adalah … A. Penilaian terhadap karya dilakukan secara objektif disertai data dan alasan. B. Penilaian sering kali menggunakan kajian teori yang sudah mapan. C. Pembahasan terhadap karya dilakukan secara utuh dan menyeluruh. D. Objek atau fenomena yang dikaji hanya fokus pada hal yang yang menarik menurut pandangan penulisnya. E. Bersifat menilai kelebihan dan kekurangan. 6. Berikut ini adalah yang bukan merupakan objek sebuah kritik… A. struktur kata B. teknik menulis C. latar belakang sang penulis D. gambar objek 7. Berikut ini adalah hal yang tidak perlu menjadi perhatian saat menulis sebuah esai ialah… A. mementingkan pandangan penulis esai B. berisi renungan serta argumentasi C. fakta dan data akura D. berisi satire 8. Bacalah kutipan teks beriukut ini! Untuk itu, mari para pemuda Indonesia, jangan anti terhadap politik karena nasib bangsa ini berada ditangan para pemudanya. Bukankah Allah Swt. telah berfirman, bahwa Dia tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya? Pemuda sebagai agen perubahan, dapat memberikan warna baru untuk perpolitikan di Indonesia. Kalau bukan kita siapa lagi? Bukankah pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan! Kutipan di atas termasuk ke dalam struktur yang disebut … A. Orientasi B. Tafsiran isi C. Evaluasi D. Kesimpulan E. Saran 9. Bagian pendahuluan dalam teks kritik dan esai disebut … A. Orientasi B. Tafsiran isi C. Evaluasi D. Kesimpulan E. Saran 10. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang kritikus, kecuali … A. Harus benar-benar membaca atau mengamati karya yang akan dikritik. B. Harus membekali diri dengan pengetahuan tentang karya yang akan dikritisi. C. Harus mengumpulkan data-data penunjang dan alasan logis untuk mendukung penilaian yang diberikan. D. Kritik yang disampaikan harus lebih banyak mengungkapkan kelemahan dibandingkan kelebihannya. E. Kritik yang disampaikan tidak hanya mengungkap kelemahan, tetapi harus seimbang dengan kelebihannya. Jawaban 1. D 2. A 3. C 4. A 5. A 6. C 7. A 8. E 9. A 10. D Demikian informasi mengenai contoh soal kritik dan esai yang sudah dilengkapi dengan jawaban. Kamu bisa mempelajari materi ini perlahan.
1dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 e. 3 dan 4 un 10 Pelaku tindak kriminal atau kejahatanb berulang kali melakuakan aksinya tanpa rasa takut kepada aparat hukum. PENGENDALIAN SOSIAL 1. Seorang suami melarang istrinya sering berkumpul dengan tujuan yang tidak berguna dengan ibu-ibu yang ada di sekitar kediamannya.
JAKARTA, - Contoh objek sebuah kritik dapat menambah pengetahuan kesusastraan kamu menjadi lebih luas lagi terutama dalam memahami berbagai jenis objek yang dibangun dalam sebuah kritik. Baca Juga Kritik adalah saran yang membangun. Oleh karena itu, dalam membuat sebuah kritik harus didasari pada fakta yang jelas dan alasan yang logis agar sang pembuat karya dapat mengevaluasi karyanya menjadi lebih baik di masa mendatang. Dilansir dari berbagai sumber, Selasa 28/2/2023 telah merangkum contoh objek sebuah kritik, sebagai berikut. Jenis Objek Sebuah Kritik a. Seseorang Baca Juga Objek sebuah kritik bisa berupa perseorangan, seperti atasan kepada seorang bawahan, bawahan kepada rekan kerjanya, seorang teman kepada teman lainnya, dan masih banyak lagi. Pengenalan terhadap objek ini dapat ditujukan kepada orang yang dikenal maupun orang belum dikenal, dapat ditujukan kepada orang yang sudah memiliki hubungan maupun yang tidak mempunyai hubungan apapun. b. Grup atau Organisasi Objek kritik lainnya yakni dari seseorang ke grup, dari grup ke seseorang atau dari grup ke grup lainnya. c. Suatu Karya Sebuah karya juga dapat menjadi objek kritik. Seperti karya seni, sekalipun seni itu subjektif, tetap saja ada kemungkinan kritik yang akan datang, baik berasal dari orang yang mengerti tentang seni maupun orang yang sama sekali awam tentang seni. Follow Berita Celebrities di Google News Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis tidak terlibat dalam materi konten ini. Topik Terkait Contoh Objek Sebuah Kritik pengertian objek sebuah kritik jenis objek sebuah kritik objek sebuah kritik tujuan objek sebuah kritik
Menurutpendapat Arifin (2008:34) klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat. Baca Juga: Penggunaan Kata Di Yang Benar. Ciri-Ciri Klausa. Berikut ini adalah ciri-ciri yang dapat membedakannya dengan frasa :
Jawaban yang paling tepat adalah sastra adalah analisis terhadap suatu karya sastra untuk mengamati atau menilai baik-buruknya suatu karya secara objektif. Ciri-ciri kritik sastra dapat diuraikan sebagai Membahas karya Menampilkan isi karya yang akan Menilai kelebihan dan kekurangan suatu Penilaian yang dilakukan secara Penyertaan teori untuk menguatkan kritik sastra, kritikus dapat menilai kelebihan dan kekurangan dari suatu karya sastra secara objektif. Hal-hal yang dikritik meliputi 1 struktur kata; 2 teknik penulisan; 3 gaya penulisan; dan 4 gambaran demikian, berikut ini yang tidak termasuk objek sebuah kritik adalah latar belakang tulisan E.
CiriCiri Kritik Sastra. Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri kritik sastra, yakni sebagai berikut: Memberikan tanggapan terhadap objek kajian (hasil karya sastra) Memberikan pertimbangan baik dan buruk sebuah karya sastra; Bersifat objektif; Memberikan solusi atau kritik-konstruktif; Tidak menduga-duga; Memaparkan penilaian pribadi tanpa
1 Hal yang perlu diperhatkan dalam menulis kritik sastra adalah… a Latar belakang rumah b Latar belakang pembaca c Analisis cabang keilmuan d Analisis karya sastra e Hanya mengutamakan unsur dalam teks 2 Di bawah ini yang tidak termasuk objek sebuah kritik adalah… a Latar belakang penulis b Foto penulis c Teknik penulisan d Gambar objek e Struktur kata 3 Hal yang perlu diperhatikan dalam menulis esai adalah berikut ini, kecuali… a Berisi renungan b Berisi fakta dan data akurat c Harus mementingkan pandangan penulis esai d Berisi sindiran dengan penggunaan bahasa yang khas e Berisi curhatan 4 Berikut ini yang tidak dilakukan dalam kegiatan menulis kritik adalah… a Memberikan komentar b Melakukan alih bahasa c Melakukan interpretasi d Memberi argumen e Memberikan gambaran umum karya sastra 5 Berikut ini merupakan perbedaan antara kritik dan esai, kecuali… a Kritik tidak menyuguhkan data, sedangkan esai selalu. b Kritik wajib menyuguhkan data, sedangkan esai tidak selalu. c Kritik membutuhkan ulasan tentang deskripsi karya yang dibahas, sedangkan esai tidak. d Objek bahasan kritik umumnya suatu karya baik senin, musik, sastra, film, dll, sedangkan esai objeknya berupa fenomena yang ada di kehidupan. e Kritik menyajikan pendapat, sedangkan esai argumen. Leaderboard This leaderboard is currently private. Click Share to make it public. This leaderboard has been disabled by the resource owner. This leaderboard is disabled as your options are different to the resource owner. Gameshow quiz is an open-ended template. It does not generate scores for a leaderboard. Log in required Options Switch template Interactives More formats will appear as you play the activity. SoalTeks Diskusi Kelas 9 dan Kunci Jawaban. Pembicaraan saling adu argumentasi, pelaku bisa antarpribadi atau antarkelompok yang bertujuan untuk mencapai kemenangan bagi salah satu pihak yang berdebat adalah pengertian dari diskusi. A. debat.

Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama karena keduanya sama-sama mengungkapkan pendapat atau argumen Kemdikbud, 2017, hlm. 183. Namun, menulis kritik dan esai haruslah berdasarkan analisis dan penilaian secara objektif, agar dapat menjadi karya terpercaya dan bukan opini semata. Meskipun hampir sama, keduanya tetap memiliki beberapa perbedaan. Berikut adalah pemapran lengkap mengenai kritik dan esai. Pengertian Kritik Kritik terdengar seperti celaan atau pernyataan yang mengungkap kekurangan karya seseorang. Namun, kritik yang sebenarnya tidak seperti itu. Kritik tanpa dasar tidak dapat dianggap sebagai tulisan kritik, karena kritik haruslah didasarkan pada konsep, data, dan analisis yang mendalam. Alasan yang disampaikan juga harus melalui kajian teori yang sudah mapan dan terbukti efektif serta objektif untuk menilai suatu karya. Kritik adalah tulisan yang berfokus pada penilaian karya yang berarti akan mengungkap kebaikannya juga, bukan hanya celaan tidak berdasar. Pengertian Esai Sementara itu, esai lebih mengarah pada cara pandang seseorang terhadap suatu persoalan, objek, atau peristiwa. Hal ini tentunya berbeda dengan kritik yang fokusnya adalah menilai karya. Esai adalah tulisan yang menilai suatu fenomena atau terkadang karya berdasarkan sudut pandang penulisnya sendiri. Perbedaan Kritik dan Esai Pemahaman terhadap kritik dan esai sering kali rancu karena keduanya merupakan teks yang didasarkan pada suatu objek untuk dinilai. Oleh karena itu, mengetahui perbedaan kritik dan esai akan membantu menjernihkan keburaman tersebut. Berikut adalah perbedaan kritik dan esai menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 192 berdasarkan pengetahuan yang disajikan, dan pandangan penulisnya. Berdasarkan Pengetahuan yang Disajikan Jika kita membandingkan kritik sastra dan esai berdasarkan pengetahuan yang disajikan, maka perbedaannya adalah sebagai berikut. No. Kritik Esai 1. Objek kajian adalah berupa karya, misalnya cerpen, puisi, seni musik, drama, tari, film, lukisan. Objek kajian dapat berupa karya namun kebanyakan berupa fenomena politik, kebijakan baru, fenomena sosial, dsb. 2. Terdapat deskripsi karya, misalnya jika karya berwujud buku, maka deskripsinya adalah sinopsis. Tidak memuat deskripsi atau ringkasan karya 3. Menyajikan data objektif yang didapatkan dari hasil penelitian atau penulis ahli terdahulu. Tidak selalu membutuhkan data, meskipun melengkapinya adalah hal yang baik. Berdasarkan Pandangan Penulis Dilihat dari pandangan penulisnya, perbandingan kritik dan esai adalah sebagai berikut. No. Kritik Esai 1. Penilaian terhadap karya dilakukan secara objektif disertai data empiris dan alasan yang logis. Kajian dilakukan secara subjektif, kebanyakan opini atau pendapat pribadi penulis esai. 2. Dalam melakukan penilaian, sering kali menggunakan metode dan kajian teori yang sudah mapan untuk menilai jenis karya tertentu. Jarang bahkan hampir mencantumkan kajian teori yang digunakan. 3. Pembahasan karya secara utuh dan menyeluruh; melakukan perbandingan baik dan buruk. Seringkali tidak menyeluruh, hanya fokus terhadap bagian yang menurut penulisnya paling menarik. Meskipun begitu, pembahasannya tetap dilakukan secara utuh. Sistematika Kritik dan Esai Pada akhirnya, opini atau pendapat seseorang terhadap suatu hal lain merupakan bentuk atau genre teks eksposisi juga. Oleh karena itu, ketika mengidentifikasi unsur kritik dan esai, akan ditemukan struktur dan sistematika penulisan teks eksposisi pula. Berikut adalah sistematika kritik dan esai yang masih berlandaskan struktur teks eksposisi. Tesis Adalah pendapat atau opini umum yang biasanya berupa pengenalan dan deskripsi karya pada kritik atau pengenalan dan definisi umum isu pada esai. Rangkaian argumen Merupakan argumen atau pendapat-pendapat penulis sebagai penjelasan khusus dari tesis umum yang telah dipaparkan. Pada teks kritik, bagian ini akan banyak memuat data, fakta, atau teori yang teruji untuk mendukung argumennya. Esai biasanya tidak terlalu banyak menggunakan fakta atau data karena sifatnya biasanya masih memiliki hipotesis baru. Penegasan ulang Merupakan perumusan kembali secara ringkas mengenai tesis dan berbagai argumen yang telah disampaikan. Hal ini untuk menyilangkan kembali antara tesis awal dan rangkaian argumen menjadi kesatuan ide utuh yang dapat diserap dengan baik oleh pembaca. Bagian ini dapat berisi penilaian akhir dan saran konkret dalam teks kritik. Esai juga sebaiknya memuat solusi alternatif untuk menyelesaikan permasalahan yang dibahas. Tonton juga video pembelajaran mengenai kritik sebagai berikut. Kaidah Kebahasaan Kritik dan Esai Sebagai salah satu turunan teks eksposisi, teks kritik dan esai secara umum juga memiliki kaidah kebahasaan yang hampir sama dengan teks eksposisi. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 208 berikut adalah kaidah kebahasaan kritik dan esai. Menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif. Contoh dalam kritik Mengapa terlalu buru-buru dalam mengungkap konfliknya? bukankah banyak pula novel sukses yang dibangun melalui narasi yang lambat? Dalam esai Menjaga kesehatan itu tidaklah sulit, salah satu caranya hanya dengan rutin mencuci tangan saja. Banyak menyisipkan pernyataan yang menyatakan fakta untuk mendukung dan membuktikan kebenaran argumentasi penulisnya. Salah satu caranya bisa dengan mengutip pendapat ahli. Selain itu, bisa juga dengan mencantumkan data resmi dari penelitian terkait, misalnya kutipan data yang dihimpun WHO untuk situasi pandemi. Menggunakan ungkapan dan pernyataan yang mengomentari atau menilai. Contoh dalam kritik Narasi antarperistiwa dirangkai dengan sangat apik oleh penulisnya. Contoh dalam esai Tampaknya kebijakan tersebut memang berniat untuk mensejahterakan rakyat, hanya saja fakta lapangan berkata lain. Banyak menggunakan istilah teknis yang berkaitan dengan topik yang dibahasnya. Contohnya dalam kritik yang membahas novel, maka akan banyak menggunakan istilah diksi, konflik, majas. Jika membahas kesehatan maka akan menggunakan istilah virus, bakteri, COVID-19. Menggunakan kata kerja mental. Karena kritik dan esai sejatinya adalah teks eksposisi yang bersifat argumentatif. Contohnya menegaskan, menentukan, memendam, mengandalkan, mengidentifikasi, mengingatkan. Selain mengikuti kaidah kebahasaan teks eksposisi secara umum, teks esai juga memiliki karakter khas. Karakter khas yang dimaksud adalah gaya bahasa berupa pilihan kata, struktur kalimat, dan gaya penulisan unik berkaitan erat dengan penulis esai secara pribadi. Menyusun Kritik dan Esai Membuat kritik dan esai yang baik akan melibatkan beberapa langkah sederhana. Langkah-langkah tersebut berdasarkan berbagai aspek dari kritik dan esai yang telah dijabarkan sebelumnya, meliputi struktur, kaidah kebahasaan, dsb. Mengonstruksi Kritik Sastra Dalam menulis kritik, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan membaca dan menikmati sepenuhnya karya yang akan dikritik terlebih dahulu. Selanjutnya, dapat dilanjutkan dengan beberapa langkah di bawah ini. Datalah identitas karya, catat judulnya, penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, dsb. Buatlah deskripsi singkat mengenai karya tersebut, terutama pada bagian yang paling banyak dinilai. Dalam karya sastra, wujud deskripsinya adalah sinopsis yang tidak boleh terlalu banyak membeberkan isi utama dari kisahnya jangan menjadi spoiler. Catat berbagai kelebihan dan kekurangan yang ditemukan. Berdasarkan data kelebihan dan kekurangan yang telah ditemukan, buatlah paragraf sederhana untuk mengungkapkannya secara jelas. Buat semua unsur struktur kritik, yakni tesis, rangkaian argumentasi, dan penegasan ulang. Ubah paragraf sederhana di atas menjadi salah satu rangkaian argumentasi. Lengkapi argumentasi dengan paragraf lain yang menyokong atau menguatkannya, termasuk kutipan ahli atau data dari penelitian dan lembaga yang relevan. Dalam proses ini, setidaknya buat satu kalimat untuk mengisi unsur tesis dan penegasan ulang. Lengkapi semua struktur kritik yang dibutuhkan, termasuk tesis, argumentasi, dan penegasan ulang. Lakukan proses edit untuk memperbaiki berbagai kesalahan penulisan, tata bahasa, dan ganti berbagai kata, dan kalimat yang kurang sesuai dengan kaidah penulisan teks kritik. Mengonstruksi Esai Berbeda dengan kritik, esai kebanyakan tidak mengulas atau mengkritik karya. Biasanya hal yang diulas adalah fenomena tertentu seperti fenomena bahasa, situasi politik, keadaan sosial, dsb. Berikut adalah langkah-langkah dalam menulis esai. Amatilah fenomena yang terjadi di lingkungan tempat tinggalmu, koran, internet, majalah, atau televisi, mengenai masalah yang sedang hangat dibicarakan aktual Tentukanlah satu bagian saja dari fenomena tersebut yang paling menarik perhatian. Pastikan kita memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentang hal tersebut. Artinya, lakukanlah riset, observasi, hingga memperkaya literasi dalam masalah yang akan dibahas tersebut. Buatlah pandangan pribadimu mengenai topik yang telah tersebut. Siapkan argumen untuk mendukung pernyataan pribadimu, boleh juga dilengkapi dengan pendapat ahli atau data yang cukup memadai. Tulislah sebuah esai berdasarkan hal telah disiapkan sebelumnya. Jangan ragu untuk menggunakan gaya bahasa kita sendiri. Karena pada akhirnya, cara yang sama seperti menulis esai akan kita lakukan proses melengkapi struktur dan edit. Contoh Teks Kritik dan Esai beserta Strukturnya Contoh Esai Berikut adalah contoh esai menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 193 dilengkapi strukturnya di setiap sub judul. Gerr oleh Gunawan Muhamad Tesis Di depan kita pentas yang berkecamuk. Juga satu suku kata yang meledak ā€Grrrā€, ā€Dorā€, ā€Blongā€, ā€Losā€. Atau dua suku kata yang mengejutkan dan membingungkan ā€Aduhā€, ā€Anuā€. Di depan kita panggung Teater Mandiri. Teater Mandiri pekan ini berumur 40 tahun—sebuah riwayat yang tak mudah, seperti hampir semua grup teater di Indonesia. Ia bagian dari sejarah Indonesia yang sebenarnya penting sebagai bagian dari cerita pembangunan ā€bangunā€ dalam arti jiwa yang tak lelap tertidur. Putu Wijaya, pendiri dan tiang utama teater ini, melihat peran pembangunan ini sebagai ā€terorā€ā€”dengan cara yang sederhana. Putu tak berseru, tak berpesan. Ia punya pendekatan tersendiri kepada kata. Rangkaian Argumen Pada Putu Wijaya, kata adalah benda. Kata adalah materi yang punya volume di sebuah ruang, sebuah kombinasi bunyi dan imaji, sesuatu yang fisik yang menggebrak persepsi kita. Ia tak mengklaim satu makna. Ia tak berarti tak punya isi kognitif atau tak punya manfaat yang besar. Ini terutama hadir dalam teaternya—yang membuat Teater Mandiri akan dikenang sebagai contoh terbaik teater sebagai peristiwa, di mana sosok dan benda yang tak berarti dihadirkan. Mungkin sosok itu umumnya tak bernama si sakit yang tak jelas sakitnya. Mungkin benda itu sekaleng kecil balsem. Atau selimut—hal-hal yang dalam kisah-kisah besar dianggap sepele. Dalam teater Putu Wijaya, justru itu bisa jadi fokus. Bagi saya, teater ini adalah ā€teater miskinā€ dalam pengertian yang berbeda dengan rumusan Jerzy Grotowski. Bukan karena ia hanya bercerita tentang kalangan miskin. Putu Wijaya tak tertarik untuk berbicara tentang lapisanlapisan sosial. Teater Mandiri adalah ā€teater miskinā€ karena ia, sebagaimana yang kemudian dijadikan semboyan kreatif Putu Wijaya, ā€bertolak dari yang adaā€. Saya ingat bagaimana pada tahun 1971, Putu Wijaya memulainya. Ia bekerja sebagai salah satu redaktur majalah Tempo, yang berkantor di sebuah gedung tua bertingkat dua dengan lantai yang goyang di Jalan Senen Raya 83, Jakarta. Siang hari ia akan bertugas sebagai wartawan. Malam hari, ketika kantor sepi, ia akan menggunakan ruangan yang terbatas dan sudah aus itu untuk latihan teater. Dan ia akan mengajak siapa saja seorang tukang kayu muda yang di waktu siang memperbaiki bangunan kantor, seorang gelandangan tua yang tiap malam istirahat di pojok jalan itu, seorang calon fotograf yang gagap. Ia tak menuntut mereka untuk berakting dan mengucapkan dialog yang cakap. Ia membuat mereka jadi bagian teater sebagai peristiwa, bukan hanya cerita. Dari sini memang kemudian berkembang gaya Putu Wijaya sebuah teater yang dibangun dari dialektik antara ā€peristiwaā€ dan ā€ceritaā€, antara kehadiran aktor dan orang-orang yang hanya bagian komposisi panggung, antara kata sebagai alat komunikasi dan kata sebagai benda tersendiri. Juga teater yang hidup dari tarik-menarik antara patos dan humor, antara suasana yang terbangun utuh dan disintegrasi yang segera mengubah keutuhan itu. Orang memang bisa ragu, apa sebenarnya yang dibangun dan dibangunkan oleh teater Putu Wijaya. Keraguan ini bisa dimengerti. Indonesia didirikan dan diatur oleh sebuah lapisan elite yang berpandangan bahwa yang dibangun haruslah sebuah ā€bangunanā€, sebuah tata, bahkan tata yang permanen. Elite itu juga menganggap bahwa kebangunan adalah kebangkitan dari ketidaksadaran. Ketika Putu Wijaya memilih kata ā€terorā€ dalam hubungan dengan karya kreatifnya, bagi saya ia menampik pandangan seperti itu. Pentasnya menunjukkan bahwa pada tiap tata selalu tersembunyi chaos, dan pada tiap ucapan yang transparan selalu tersembunyi ketidaksadaran. Penegasan Ulang Sartre pernah mengatakan, salah satu motif menciptakan seni adalah ā€memperkenalkan tata di mana ia semula tak ada, memasangkan kesatuan pikiran dalam keragaman hal-ihwalā€. Saya kira ia salah. Ia mungkin berpikir tentang keindahan dalam pengertian klasik, di mana tata amat penting. Bagi saya Teater Mandiri justru menunjukkan bahwa di sebuah negeri di mana tradisi dan antitradisi berbenturan tapi juga sering berkelindan, bukan pengertian klasik itu yang berlaku. Pernah pula Sartre mengatakan, seraya meremehkan puisi, bahwa ā€kata adalah aksiā€. Prosa, menurut Sartre, ā€terlibatā€ dalam pembebasan manusia karena memakai kata sebagai alat mengomunikasikan ide, sedangkan puisi tidak. Namun, di sini pun Sartre salah. Ia tak melihat, prosa dan puisi bisa bertaut—dan itu bertaut dengan hidup dalam teater Putu Wijaya. Puisi dalam teater ini muncul ketika keharusan berkomunikasi dipatahkan. Sebagaimana dalam puisi, dalam sajak Chairil Anwar apalagi dalam sajak Sutardji Calzoum Bachri, yang hadir dalam pentas Teater Mandiri adalah imaji-imaji, bayangan dan bunyi, bukan pesan, apalagi khotbah. Hal ini penting, di zaman ketika komunikasi hanya dibangun oleh pesan verbal yang itu-itu saja, yang tak lagi akrab dengan diri, hanya hasil kesepakatan orang lain yang kian asing. Sartre kemudian menyadari ia salah. Sejak 1960-an, ia mengakui bahwa bahasa bukan alat yang siap. Bahasa tak bisa mengungkapkan apa yang ada di bawah sadar, tak bisa mengartikulasikan hidup yang dijalani, le vecu. Ia tentu belum pernah menyaksikan pentas Teater Mandiri, tapi ia pasti melihat bahwa pelbagai ekspresi teater dan kesusastraan punya daya ā€terorā€ ketika, seperti Teater Mandiri, menunjukkan hal-hal yang tak terkomunikasikan dalam hidup. Sebab yang tak terkatakan juga bagian dari ā€yang adaā€. Dari sana kreativitas yang sejati bertolak. Contoh Teks Kritik Berikut adalah teks kritik sastra menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 196 dilengkapi struktur pada setiap sup judul. Menimbang Ayat-Ayat Cinta Tesis Penyampaian pendapat Karya sastra yang baik juga bisa menggambarkan hubungan antarmanusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan. Ini karena dalam karya sastra seharusnya terdapat ajaran moral, sosial sekaligus ketepatan dalam pengungkapan karya sastra. Begitu pula yang ingin disampaikan oleh Habiburrachman El Shirazy dalam novelnya yang berjudul Ayat-ayat Cinta. Novel yang kemudian menjadi fenomena tersendiri dalam perjalanan karya sastra Indonesia, terutama yang beraliran islami, karena penjualannya mampu mengalahkan buku-buku yang digandrungi, seperti Harry Potter ini mengusung tema cinta islami yang dihiasi dengan konflik-konflik yang disusun dengan apik oleh penulisnya. Novel ini mengisahkan perjalanan cinta antara 2 anak manusia, Fahri sebagai pelajar Indonesia yang belajar di Mesir, dan Aisha, seorang gadis Turki. Meskipun mengusung tema cinta tidak lantas membuat novel ini membahas cinta erotis antara laki-laki dan wanita. Banyak cinta lain yang masih bisa digambarkan, seperti cinta pada sahabat, kekasih hidup, dan tentu saja pada cinta sejati, Allah Swt. Perjalanan cinta yang tidak biasa digambarkan oleh Habiburrachman. Rangkaian Argumen Nilai dan budaya Islam sangat kental dirasakan oleh pembaca pada setiap bagiannya. Bahkan, hampir di tiap paragraf kita akan menemukan pesan dan amanah. Ya, katakan saja paragraf yang sarat dengan amanah. Namun, dengan bentuk yang seperti itu tidak kemudian membuat novel ini menjadi membosankan untuk dibaca karena penulis tetap menggunakan kata-kata sederhana yang mudah dipahami dan tidak terkesan menggurui. Gaya penulis untuk mengungkapkan setiap pesan justru menyadarkan kita bahwa sedikit sekali yang baru kita ketahui tentang Islam. Latar yang Dilukis Sempurna Hal lain yang pantas untuk diunggulkan dalam novel ini adalah kemampuan Habiburrachman untuk melukiskan latar dari tiap peristiwa, baik itu tempat kejadian, waktu, maupun suasananya. Ia dapat begitu fasih untuk menggambarkan tiap lekuk bagian tempat yang ia jadikan latar dalam novel tersebut ditambah dengan gambaran suasana yang mendukung sehingga seakan-akan mengajak pembaca untuk berwisata dan menikmati suasana Mesir di Timur Tengah lewat karya tulisannya. Bukan hal yang aneh kemudian ketika memang ’Kang Abik’, begitu penulis sering dipanggil, mampu untuk menggambarkan latar yang bisa dikatakan sempurna itu. Ia memang beberapa tahun hidup di Mesir karena tuntutan belajar. Akan tetapi, tidak menjadi mudah juga untuk mengungkapkan setiap tempat yang dijadikan latar. Bahkan oleh orang Mesir sendiri memang tidak memiliki sarana bahasa yang tepat untuk mengungkapkan apa yang ingin ia sampaikan. Alur cerita juga dirangkai dengan begitu baik. Meskipun banyak menggunakan alur maju, cerita berjalan tidak monoton. Banyak peristiwa yang tidak terduga menjadi kejutan. Konfl ik yang dibangun juga membuat novel ini layak menjadi novel kebangkitan bagi sastra islami setelah merebaknya novelnovel teenlit. Banyak kejutan, banyak inspirasi yang kemudian bisa hadir dalam benak pembaca. Bahkan bisa menjadi semacam media perenungan atas berbagai masalah kehidupan. Karakter Tokoh yang Terlalu Sempurna Satu hal yang ditemukan terlihat janggal dalam novel ini adalah karakter tokoh, yaitu Fahri yang digambarkan begitu sempurna dalam novel tersebut. Maksud penulis di sini, mungkin ia ingin menggambarkan sosok manusia yang benar-benar mencitrakan Islam dengan segala kebaikan dan kelembutan hatinya. Hanya saja, hal tersebut justru malah menjadi janggal karena sosok yang digambarkan terlalu sempurna sehingga sulit atau bahkan tidak ditemukan kesalahan sedikit pun padanya. Padahal, bisa jadi karakter akan menjadi lebih kuat dan manusia karena memiliki kekurangna, karena sejatinya manusia itu tidak luput dari kesalahan bukan? Jika dibandingkan dengan karya sastra lama milik Tulis Sutan Sati, mungkin akan ditemukan kesamaan dengan karakter tokoh Midun dalam Roman Sengsara Membawa Nikmat yang berpasangan dengan Halimah sebagai tokoh wanitanya. Dalam roman tersebut, Midun juga digambarkan sebagai sosok pemuda yang sempurna dengan segala bentuk fi sik dan kebaikan hatinya. Hanya saja, di sini penggambarannya tidak menggunakan bahasa-bahasa yang langsung menunjukkan kesempurnaan tersebut sehingga tidak terlalu kentara. Ini di luar bahasa karya sastra lama yang cenderung suka melebih-lebihkan hiperbola. Perbedaan yang lain adalah tidak banyak digunakannya istilahistilah islami dalam roman tersebut daripada novel Ayat-ayat Cinta. Penegasan Ulang Pembaca yang merasakan hal ini pasti akan bertanya-tanya, adakah sosok yang memang bisa sesempurna tokoh Fahri tersebut. Meskipun penggambaran karakter tokoh diserahkan sepenuhnya pada diri penulis, tetapi akan lebih baik jika karakter tokoh yang dimunculkan tetap memiliki keseimbangan. Dalam arti, jika tokoh yang dimunculkan memang berkarakter baik, maka paling tidak ada sisi lain yang dimunculkan. Akan tetapi, tentu saja dengan porsi yang lebih kecil atau bisa diminimalisasikan. Jangan sampai karakter ini dihilangkan karena pada kenyataannya tidak ada sosok yang sempurna, selain Rasulullah. Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAN Kelas XII. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

46 Gambaran tempat, ruang, waktu, dan suasana cerita disebut. a. setting b. plot c. bloking d. panggung e. layar Jawaban: a 47. Kesenian berikut yang tidak termasuk drama tradisional adalah. a. opera b. ketoprak c. lenong d. ludruk e. wayang orang Jawaban: a 48. Bagian alur yang ditandai dengan pertentangan antartokoh dikenal dengan
Materi Menyusun Kritik dan Esai dengan Memerhatikan Aspek Pengetahuan dan Pandangan penulis Mapel Bahasa Indonesia kelas 12 SMA/MA - Halo adik adik yang baik apa kabar? semoga dalam keadaan baik baik saja, nah kali ini tentunya kakak sudah mempersiapkan materi untuk adik adik, materi ini kakak ambil dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, mengenai materi tentunya kakak juga mempersiapkan latihan soal yang bisa menunjang proses belajaran mengajar di sekolah, oh iya materi ini adalah Menyusun Kritik dan Esai. Semoga bermanfaat Menyusun Kritik dan Esai Mapel Bahasa Indonesia kelas 12 SMA/MAA. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan apat menyusun kritik dan esai dengan memerhatikan aspek pengetahuan dan pandangan penulis B. Uraian Materi Menyusun Kritik Sastra A. Pengertian Kritik Kritik adalah Suatu ungkapan atau tanggapan mengenai baik atau buruknya suatu tindakan yang akan atau sudah dibuat. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud, 1997 531 , disebutkan kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap sesuatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Selain itu, menurut Sutopo 2011 kritik merupakan analisis secara langsung dengan mempertimbangkan baik buruknya suatu karya, penerangan, dan penghakiman karya. Kritik meliputi tiga bidang, yaitu teori dan sejarah. B. Struktur Kritik Evaluasi berisi pernyataan umum mengenai suatu yang akan disampaikan. Deskripsi Teks bagian isi teks tanggapan kritis, memuat informasi tentang data-data dan pendapat-pendapat yang mendukung pernyataan atau melemahkan pernyataan. Penegasan Ulang bagian terakhir teks, berisi penegasan ulang mengenai suatu yang sudah dilakukan atau diputuskan. C. Kaidah Kritik Kalimat kompleks kalimat yang memiliki lebih dari 2 struktur dan 2 verba. Konjungsi kata penghubung yang menghubungkan setiap kata dan struktur. Kata Rujukan sesuatu yang digunakan oleh penulis untuk memperkuat pernyataan dengan tegas. Dikenal juga dengan sebutan referensi. Pilihan Kata pemilihan kata yang sesuai dalam penggunaan sekaligus pembuatan teks tanggapan kritis. Materi Membandingkan Kritik dan EsaiMateri Menyusun Kritik dan EsaiSoal Kritik dan EsaiD. Ciri-ciri Kritik Bersifat menanggapi atau mengomentari karya orang lain Menunjukkan kelebihan dan kekurangan Memberi saran perbaikan Bertujuan menjembatani pemahaman pembaca E. Jenis-jenis Kritik Berdasarkan Penerapannya Kritik induktif adalah kritik dengan memperhatikan unsur-unsur yang ada di dalam karya. Kritik judisial adalah kritik kritik yang menganalisis dan menerangkan efek-efek karya berdasarkan permasalahannya, oraganisasinya, teknik, serta gaya kepenulisannya. Kritik ini atas dasar standar umum tentang kehebatan dan kebiasaan. Kritik Impresionik adalah kritik yang berusaha menggambarkan sifat khusus dalam sebuah karya serta mengekspresikan tanggapan kritikus yang ditimbulkan secara langsung oleh karya tersebut. F. Jenis-jenis Kritik Berdasarkan Cara Kerja Kritikus Kritik impresionistik adalah kritik yang berupa kesan-kesan pribadi secara subjektif terhadap sebuah karya, di sini selera pribadi amat berperan. Padahal selera pribadi itu berubah-ubah setiap saat sesuai dengan perkembangan kepribadian orang itu. Kritik penghakiman adalah kritik yang bekerja secara deduksi dengan berpegang teguh pada ukuran-ukuran tertentu, untuk menetapkan apakah sebuah karya itu baik atau tidak. Kritik teknis adalah kritik yang bertujuan menunjukan kelemahan-kelemahan tertentu dari sebuah karya agar pengarangnya dapat memperbaiki kesalahankesalahan dikemudian hari. G. Prinsip-prinsip Penulisan Kritik penulis harus secara terbuka mengemukakan dari sisi mana ia menilai karya sastra tersebut penulis harus objektif dalam menilai penulis harus menyertakan bukti dari teks yang dikritiknya H. Cara Penulisan Kritik yang Baik dan Benar Menentukan tema atau topik yang akan ditulis atau dikritik Mengumpulkan bahan-bahan referensi pendukung Mengidentifikasi unsur-unsur yang mendukung dan kontra Memilih unsur-unsur yang dapat mendukung tema Memulai untuk menulis kritik Membaca dan melakukan pengeditan ulang untuk revisi Mengirimkan ke media massa cetak I. Pengertian Esai Esai adalah Suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya. Bentuk karangan esai dapat berupa formal atau informal. Esai sering juga disebut dengan artikel, tulisan atau komposisi. Secara umum, esai didefinisikan sebagai sebuah karangan singkat yang berisi pendapat atau argumen penulis tentang suatu topik. J. Struktur Esai Pendahuluan struktur awal pembangun kerangka dari esai. Pendahuluan biasanya akan mengungkapkan secara sekilas topik atau tema yang akan diangkat pada keseluruhan esai. Bagian isi Bagian ini merupakan bagian inti dari struktur pembangun esai. Pada bagian ini, topik atau tema yang telah dipilih sebelumnya akan dibahas dan dijelaskan secara lebih rinci dan mendetail Penutup atau Kesimpulan Seperti namanya, bagian penutup merupakan bagian terakhir dalam menyusun sebuah esai. K. Kaidah Esai 1. Baku Struktur yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI 2. Logis Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal 3. Ringkas Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya bernas 4. Runtun Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf 5. Denotatif Kata yang diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya bernas. Baca juga - Soal Informasi Dalam Sebuah Artikel OpiniL. Tipe-tipe Esai Esai deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya. Esai tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis. Esai cukilan watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagianbagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut. Esai pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan ā€œSaya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidupā€. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri. Esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan. Esai kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra. M. Ciri-ciri Esai Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figur. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis, Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan kepada pembaca. N. Langkah-langkah membuat Esai Menentukan tema yang menarik. Melakukan research Penelitian pengumpulan bahan Membuat outline garis besar Memberikan judul dalam esai tersebut Memulai untuk menulis esai Memperhatikan pemilihan kata O. Contoh-contoh Kritik Dan Esai Contoh Kritik Kebangkitan Tradisi Sastra Kaum Bersarung Penulis Purwana Adi Saputra Selama ini, entah karena dinafikan atau justru karena menafikan fungsinya sendiri, kaum pesantren seolah tersisih dari pergulatan sastra yang penuh gerak, dinamika, juga anomali. Bahkan, di tengah-tengah gelanggang sastra lahir mereka yang menganggap bahwa kaum santrilah yang mematikan sastra dari budaya bangsa. Di setiap pesantren, kedangkalan pandangan membuat mereka menarik kesimpulan picik bahwa santri itu hanya percaya pada dogma dan jumud. Mereka melihat tradisi hafalan yang sebenarnyalah merupakan tradisi Arab yang disinkretisasikan sebagai bagian dari budaya belajarnya, telah membuat kaum bersarung ini kehilangan daya khayal dari dalam dirinya. Dengan kapasitasnya sebagai sosok yang paling berpengaruh bagi transfusi budaya bangsa ini, dengan seenaknya ditarik hipotesis bahwa pesantrenlah musuh pembudayaan sastra yang sebenarnya. Kaum bersarung adalah kaum intelektualis yang memarjinalkan sisi imaji dari alam pikirnya sendiri. Pesantren adalah tempat yang pas buat mematikan khayal. Pesantren adalah institut tempat para kiai dengan Contoh Esai Perda Kesenian dan Rumah Hantu Oleh Teguh W. Sastro Beberapa waktu lalu Dewan Kesenian Surabaya DKS melontarkan keinginan agar Pemkot Surabaya memiliki Perda Peraturan Daerah Kesenian. Namanya juga peraturan, dibuat pasti untuk mengatur. Tetapi peraturan belum tentu tidak ada jeleknya. Tetap ada jeleknya. Yakni, misalnya, jika peraturan itu justru potensial destruktif. Contohnya jika dilahirkan secara prematur. Selain itu, seniman kan banyak ragamnya. Ada yang pinter pandai dan ada juga yang keminter sok tahu. Oleh karenanya, pertentangan di antara mereka pun akan meruncing, misalnya, soal siapa yang paling berhak mengusulkan dan kemudian memasukkan pasal-pasal ke dalam rancangan Perda itu. Sejauhmana keterlibatan seniman di dalam proses pembuatan Perda itu, dan seterusnya. Itu hanya salah satu contoh persoalan yang potensial muncul pada proses pembuatan Perda itu, belum sampai pada tataran pelaksanaannya. Hal ini bukannya menganggap bahwa adanya peraturan itu tidak baik, terutama menyangkut Perda Kesenian di Surabaya. Menyangkut sarana dan prasarana, misalnya, bolehlah dianggap tidak ada persoalan yang signifikan di Surabaya. Akan tetapi, bagaimana halnya jika menyangkut mental dan visi para seniman dan birokrat kesenian sendiri? Dalam menyusun kritik, ada beberapa hal yang harus dipegang oleh kritikus penulis kritik. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut. Penulis kritik kritikus harus benar-benar membaca atau mengamati karya yang akan dikritik. Kritikus harus membekali diri dengan pengetahuan tentang karya yang akan dikritisi. Kritikus harus mengumpulkan data-data penunjang dan alasan logis untuk mendukung penilaian yang diberikan. Kritik yang disampaikan tidak hanya mengungkap kelemahan, tetapi harus seimbang dengan kelebihannya. Jika diperlukan, kritikus menggunakan kajian teori yang relevan untuk mendukung penilaiannya. Marilah kita lihat kembali kalimat-kalimat kritik, serta kalimat yang mengandung penilaian kelebihan dan kekurangan karya, pada teks ā€Capaian Eksperimen Lelaki Harimauā€ di atas. Kalimat-kalimat kritik dalam teks tersebut didominasi oleh kelebihan novel terebut. Dalam mengungkapkan kelebihannya, kritikus melengkapinya dengan data atau alasan yang logis. Baca juga - Soal Isi dan Sistematika Surat Lamaran PekerjaanPerhatikan contoh berikut! Berbeda dengan Cantik itu Luka yang mengandalkan kekuatan narasi yang seperti lepas kendali dan deras menerjang apa saja, Lelaki Harimau memperlihatkan penguasaan diri narator yang dingin terkendali, penuh pertimbangan dan kehati-hatian. Pemanfaatan –atau lebih tepat eksplorasi–setiap kata dan kalimat tampak begitu cermat dalam usahanya merangkai setiap peristiwa. Pada kutipan di atas, kritikus menilai keunggulan cara penceritaan novel Lelaki Harimau disertai data pengguaan kata-kata dan kalimat dilakukan sangat cermat. Kalimat-kalimat yang digunakan dapat membangun peristiwa dalam novel tersebut. Perhatikan pula bagaimana kritikus menilai kelebihan novel dilihat dari alurnya seperti terbaca pada kutipan berikut ini. Di antara rangkaian peristiwa yang dibangun dan dihidupkan oleh setiap tokohnya, menyelusup pula mitos tentang manusia harimau, potret bersahaja masyarakat pinggiran, dan keakraban kehidupan mereka. Sebuah pesona yang disampaikan lewat narasi yang rancak yang seperti menyihir pembaca untuk terus mengikuti kelak-kelok peristiwa yang dihadirkannya. Selain mengupas kelebihannya, teks kritik tersebut juga menyampaikan kelemahan novel Lelaki Harimau seperti tampak pada kutipan berikut ini. Tentu saja, cara ini bukan tanpa risiko. Rangkaian peristiwa yang membangun alur cerita, jadinya terasa agak lambat. Ia juga boleh jadi akan mendatangkan masalah bagi pembaca yang tak biasa menikmati kalimat panjang. C. Rangkuman Materi Esai karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Kritik tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya. D. Penugasan Mandiri Bacalah kutipan novel Laskar Pelangi berikut ini, kemudian buatlah kalimat kritiknya! Bab I Sepuluh Murid Baru PAGI itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang di depan sebuah kelas. Sebatang pohon tua yang riang meneduhiku. Ayahku duduk di sampingku, memeluk pundakku dengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk pada setiap orangtua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di bangku panjang lain di depan kami. Hari itu adalah hari yang agak penting hari pertama masuk SD. Di ujung bangku-bangku panjang tadi ada sebuah pintu terbuka. Kosen pintu itu miring karena seluruh bangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh. Di mulut pintu berdiri dua orang guru seperti para penyambut tamu dalam perhelatan. Mereka adalah seorang bapak tua berwajah sabar, Bapak Harfan Efendy Noor, sang kepala sekolah dan seorang wanita muda berjilbab, Ibu Muslimah Hafsari atau Bu Mus. Seperti ayahku, mereka berdua juga tersenyum. Namun, senyum Bu Mus adalah senyum getir yang dipaksakan karena tampak jelas beliau sedang cemas. Wajahnya tegang dan gerak-geriknya gelisah. Ia berulang kali menghitung jumlah anak-anak yang duduk di bangku panjang. Ia demikian khawatir sehingga tak peduli pada peluh yang mengalir masuk ke pelupuk matanya. Titik-titik keringat yang bertimbulan di seputar hidungnya menghapus bedak tepung beras yang dikenakannya, membuat wajahnya coreng moreng seperti pameran emban bagi permaisuri dalam Dul Muluk, sandiwara kuno kampung kami. ā€Sembilan orang . . . baru sembilan orang Pamanda Guru, masih kurang satu...,ā€ katanya gusar pada bapak kepala sekolah. Pak Harfan menatapnya kosong. Aku juga merasa cemas. Aku cemas karena melihat Bu Mus yang resah dan karena beban perasaan ayahku menjalar ke sekujur tubuhku. Meskipun beliau begitu ramah pagi ini tapi lengan kasarnya yang melingkari leherku mengalirkan degup jantung yang cepat. Aku tahu beliau sedang gugup dan aku maklum bahwa tak mudah bagi seorang pria berusia empat puluh tujuh tahun, seorang buruh tambang yang beranak banyak dan bergaji kecil, untuk menyerahkan anak laki-lakinya ke sekolah. Lebih mudah menyerahkannya pada tauke pasar pagi untuk jadi tukang parut atau pada juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapat membantu ekonomi keluarga. Menyekolahkan anak berarti mengikatkan diri pada biaya selama belasan tahun dan hal itu bukan perkara gampang bagi keluarga kami. ā€Kasihan ayahku ....ā€ Maka aku tak sampai hati memandang wajahnya. ā€Barangkali sebaiknya aku pulang saja, melupakan keinginan sekolah, dan mengikuti jejak beberapa abang dan sepupu-sepupuku, menjadi kuli .....ā€ Tapi agaknya bukan hanya ayahku yang gentar. Setiap wajah orang tua di depanku mengesankan bahwa mereka tidak sedang duduk di bangku panjang itu, karena pikiran mereka, seperti pikiran ayahku, melayang-layang ke pasar pagi atau ke keramba di tepian laut membayangkan anak lelakinya lebih baik menjadi pesuruh di sana. Para orang tua ini sama sekali tak yakin bahwa pendidikan anaknya yang hanya mampu mereka biayai paling tinggi sampai SMP akan dapat mempercerah masa depan keluarga. Pagi ini mereka terpaksa berada di sekolah ini untuk menghindarkan diri dari celaan aparat desa karena tak menyekolahkan anak atau sebagai orang yang terjebak tuntutan zaman baru, tuntutan memerdekakan anak dari buta huruf. Aku mengenal para orangtua dan anak-anaknya yang duduk di depanku. Kecuali seorang anak lelaki kecil kotor berambut keriting merah yang meronta¬ronta dari pegangan ayahnya. Ayahnya itu tak beralas kaki dan bercelana kain belacu. Aku tak mengenal anak beranak itu. Selebihnya adalah teman baikku. Trapani misalnya, yang duduk di pangkuan ibunya, atau Kucai yang duduk di samping ayahnya, atau Syahdan yang tak diantar siapa-siapa. Kami bertetangga dan kami adalah orang-orang Melayu Belitong dari sebuah komunitas yang paling miskin di pulau itu. Adapun sekolah ini, SD Muhammadiyah, juga sekolah kampung yang paling miskin di Belitong. Ada tiga alasan mengapa para orang tua menda~ arkan anaknya di sini. Pertama, karena sekolah Muhammadiyah tidak menetapkan iuran dalam bentuk apa pun, para orang tua hanya menyumbang sukarela semampu mereka. Kedua, karena ~rasat, anak-anak mereka dianggap memiliki karakter yang mudah disesatkan iblis sehingga sejak usia muda harus mendapatkan pendadaran Islam yang tangguh. Ketiga, karena anaknya memang tak diterima di sekolah mana pun. Bu Mus yang semakin khawatir memancang pandangannya ke jalan raya di seberang lapangan sekolah berharap kalau-kalau masih ada penda~ ar baru. Kami prihatin melihat harapan hampa itu. Maka tidak seperti suasana di SD lain yang penuh kegembiraan ketika menerima murid angkatan baru, suasana hari pertama di SD Muhammadiyah penuh dengan kerisauan, dan yang paling risau adalah Bu Mus dan Pak Harfan. Guru-guru yang sederhana ini berada dalam situasi genting karena Pengawas Sekolah dari Depdikbud Sumsel telah memperingatkan bahwa jika SD Muhammadiyah hanya mendapat murid baru kurang dari sepuluh orang maka sekolah paling tua di Belitong ini harus ditutup. Karena itu sekarang Bu Mus dan Pak Harfan cemas sebab sekolah mereka akan tamat riwayatnya, sedangkan para orang tua cemas karena biaya, dan kami, sembilan anak-anak kecil ini yang terperangkap di tengah cemas kalau-kalau kami tak jadi sekolah. Tahun lalu, SD Muhammadiyah hanya mendapatkan sebelas siswa, dan tahun ini Pak Harfan pesimis dapat memenuhi target sepuluh. Maka diam¬diam beliau telah mempersiapkan sebuah pidato pembubaran sekolah di depan para orang tua murid pada kesempatan pagi ini. Kenyataan bahwa beliau hanya memerlukan satu siswa lagi untuk memenuhi target itu menyebabkan pidato ini akan menjadi sesuatu yang menyakitkan hati. ā€Kita tunggu sampai pukul sebelas,ā€ kata Pak Harfan pada Bu Mus dan seluruh orangtua yang telah pasrah. Suasana hening. Para orang tua mungkin menganggap kekurangan satu murid sebagai pertanda bagi anakanaknya bahwa mereka memang sebaiknya didasarkan pada para juragan saja. Sedangkan aku dan agaknya juga anak-anak yang lain merasa amat pedih pedih pada orang tua kami yang tak mampu, pedih menyaksikan detik-detik terakhir sebuah sekolah tua yang tutup justru pada hari pertama kami ingin sekolah, dan pedih pada niat kuat kami untuk belajar tapi tinggal selangkah lagi harus terhenti hanya karena kekurangan satu murid. Kami menunduk dalam-dalam. Saat itu sudah pukul sebelas kurang lima dan Bu Mus semakin gundah. Lima tahun pengabdiannya di sekolah melarat yang amat ia cintai dan tiga puluh dua tahun pengabdian tanpa pamrih pada Pak Harfan, pamannya, akan berakhir di pagi yang sendu ini. ā€Baru sembilan orang Pamanda Guru ...,ā€ ucap Bu Mus bergetar sekali lagi. Ia sudah tak bisa berpikir jernih. Ia berulang kali mengucapkan hal yang sama yang telah diketahui semua orang. Suaranya berat selayaknya orang yang tertekan batinnya. Akhirnya, waktu habis karena telah pukul sebelas lewat lima dan jumlah murid tak juga genap sepuluh. Semangat besarku untuk sekolah perlahan lahan runtuh. Aku melepaskan lengan ayahku dari pundakku. Sahara menangis terisak-isak mendekap ibunya karena ia benar-benar ingin sekolah di SD Muhammadiyah. Ia memakai sepatu, kaus kaki, jilbab, dan baju, serta telah punya buku-buku, botol air minum, dan tas punggung yang semuanya baru. Pak Harfan menghampiri orang tua murid dan menyalami mereka satu per satu. Sebuah pemandangan yang pilu. Para orang tua menepuk-nepuk bahunya untuk membesarkan hatinya. Mata Bu Mus berkilauan karena air mata yang menggenang. Pak Harfan berdiri di depan para orangtua, wajahnya muram. Beliau bersiap-siap memberikan pidato terakhir. Wajahnya tampak putus asa. Namun ketika beliau akan mengucapkan kata pertama, Assalamu’alaikum, seluruh hadirin terperanjat karena Tripani berteriak sambil menunjuk ke pinggir lapangan rumput luas halaman sekolah itu. Harun! ā€. Kami serentak menoleh dan di kejauhan tampak seorang pria kurus tinggi berjalar terseok-seok. Pakaian dan sisiran rambutnya sangat rapi. Ia berkemeja lengan panjang putih yang dimasukkan ke dalam. Kaki dan langkahnya membentuk huruf x sehingga jika berjalan seluruh tubuhnya bergoyang¬goyang hebat. Seorang wanita gemuk setengah baya yang berseri-seri susah payah memeganginya. Pria itu adalah Harun, pria jenaka sahabat kami semua, yang sudah berusia lima belas tahun dan agak terbelakang mentalnya. Ia sangat gembira dan berjalan cepat setengah berlari tak sabar menghampiri kami. Ia tak menghiraukan ibunya yang tercepuk-cepuk kewalahan menggandengnya. Mereka berdua hampir kehabisan napas ketika tiba di depan Pak Harfan. ā€Bapak Guru ..., ā€ kata ibunya terengah-engah. ā€Terimalah Harun, Pak, karena SLB hanya ada di Pulau Bangka, dan kami tak punya biaya untuk menyekolahkannya ke sana. Lagi pula lebih baik kutitipkan dia disekolah ini daripada di rumah ia hanya mengejar -ngejar anak-anak ayamku ..... Harun tersenyum lebar memamerkan gigi-giginya yang kuning panjang-panjang. Pak Harfan juga terseyum, beliau melirik Bu Mus sambil mengangkat bahunya. ā€Genap sepuluh orang ...,ā€ katanya. Harun telah menyelamatkan kami dan kami pun bersorak. Sahara berdiri tegak merapikan lipatan jilbabnya dan menyandang tasnya dengan gagah, ia tak mau duduk lagi. Bu Mus tersipu. Air mata guru muda ini surut dan ia menyeka keringat di wajahnya yang belepotan karena bercampur dengan bedak tepung beras. Dikutip dari novel Laskar Pelangi, 10-15 Materi Membandingkan Kritik dan EsaiMateri Menyusun Kritik dan EsaiSoal Kritik dan EsaiE. Latihan Soal Cermatilah penggalan berikut! Bapak? Mengapa Bapak segan menatap aku? Anakmu sendiri. Dan bumi di bawah kakinya terasa goyah. Kampung nelayan ini telah kehilangan perlindungan yang meyakinkan baginya. Sementara itu, di belakang terus mengikuti mata-mata Bendoro yang tak dapat dikebaskan dari bayang-bayangnya. Ia masih kenal benar siapa-siapa yang menjemputnyatetangga-tetangganya. Ada yang dulu menjewernya. Ada yang mendongenginya. Ada yang pernah mengangkat dan menggendongnya sewaktu habis jatuh dari pohon jambu. Ada yang sering dibantunya menunggu dapur. Dan ada bocah-bocah kecil yang digendongnya dulu. Antara sebentar ia dengar kata ā€œBendoro Putri! Bendoro! Bendoro Putri!ā€ kata itu mendengung memburu. Mengiris dan meremas di dalam otaknya. Bendoro! Bendoro Putri! Bendoro Putri! Dan berpasang-pasang mata yang menunduk hormat bila tertatap olehnya seakan menyindirnya semu, semu, semua semu! Soal Jelaskan pandangan penulis dalam penggalan tersebut! Buatlah kritik terhadap penggalan karya tersebut! Buatlah esai terhadap penggalan karya tersebut! Jawaban Pandangan penulis terhadap permasalahan di atas adalah adanya pandangan terhadap kesetaraan yang sudah saatnya disetarakan. Kritik sesuai dengan penggalan tersebut adalah penghapusan feodalisme Jawa agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial. Esai sesuai dengan penggalan tersebut adalah pandangan terhadap feodalisme telah mengiris dan meremas perasaannya. Hal tersebut menujukkan bahawa pandangan terhadap kaum ningrat yang sudah bergeser. F. PENILAIAN DIRI Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi No Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah kalian telah memehami pengertian kritik 2. Apakah kalian telah memahami pengertian esai 3. Apakah kalian memahami unsur kritik dan esai sastra dan nonsastra 4. Dapatkah kalian menuliskan kritik dari kutipan sastra/ nonsastra Baca juga - Soal Kebahasaan Artikel Opini
Pu8RFW.
  • 49djioyy3r.pages.dev/56
  • 49djioyy3r.pages.dev/413
  • 49djioyy3r.pages.dev/92
  • 49djioyy3r.pages.dev/200
  • 49djioyy3r.pages.dev/234
  • 49djioyy3r.pages.dev/481
  • 49djioyy3r.pages.dev/377
  • 49djioyy3r.pages.dev/423
  • berikut ini yang tidak termasuk objek sebuah kritik adalah